Tetangga. Orang yang katanya lebih dekat dari saudara sendiri. Intensitas pertemuan dan komunikasi dengan tetangga lebih sering dibanding dengan saudara sendiri. Karena memang letak tempat tinggalnya berdekatan. Bahkan ada yang menempel satu dengan lainnya.
Bertahun-tahun tinggal di lingkungan yang sama, seyogyanya saling mengenal satu sama lain. Namun prakteknya ternyata tidak demikian. Terutama masyarakat yang tinggal di perkotaan. Aktivitas dan kesibukan masyarakat yang tinggal di kota-kota besar membuat sosialisasi antar tetangga cukup sulit dilakukan.
Mereka yang aktif bekerja biasanya sudah berangkat pagi-pagi sekali untuk menghindari macet. Pulangnya sudah malam akibat terjebak macet. Otomatis waktu untuk bertemu dan bertegur sapa sangat jarang terjadi. Paling-paling sebatas say hi jika kebetulan sama-sama sedang membuka pintu pagar rumah.Â
Hari Sabtu-Minggu yang mestinya menjadi momen untuk saling mengenal antar warga, nyatanya tidak sepenuhnya terwujud. Dengan berbagai alasan, kebanyakan dari warga tersebut mewakilkan kehadirannya kepada adik atau sepupu bahkan kepada asisten rumah tangganya.
"Bilang bapak ada acara keluarga. Jadi kamu saja sebagai perwakilan untuk acara temu warga."
Atau ada yang ijin langsung dengan ketua RT karena tidak ada yang mewakili.
"Maaf Pak RT saya tidak bisa hadir dalam pertemuan warga esok hari. Karena harus mengantar istri dan anak-anak ke rumah orang tua."
Jika seperti ini tentu pak RT tidak bisa berkata apa-apa. Wajar jika hanya pak RT yang mengetahui nama asli warganya. Pertama karena memiliki data dari tiap tetangga yang tinggal di sana. Terutama bagi tetangga baru. Yaitu berupa surat lapor diri. Kedua dari seringnya si tetangga yang ijin seperti ini. Lama kelamaan Pak RT Â menjadi hapal nama si warga tersebut.
Lalu bagaimana dengan warga masyarakat lainnya? Dari kenyataan yang ada rupanya banyak juga yang tak saling mengetahui nama asli masing-masing tetangga. Wah, sungguh? Iya, sungguh. Kok bisa? Ya karena itu tadi. Jarang bertemu. Malas mengikuti acara temu warga. Wajar jika yang lebih dikenal biasanya si asisten rumah tangga.Â
Sementara antar tetangga biasanya saling menyapa dengan nama si anak. Seperti mamanya Nadira atau papanya Rizki. Ketika ada yang bertanya rumah Pak anu, biasanya kita tidak terlalu paham. Yang ada si penanya disuruh ke rumah pak RT.
"Coba tanya Pak RT saja yang lebih tahu. Itu rumahnya yang pagar hijau."