Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tukar Peran Rumah Tangga? Santuy Saja

5 November 2020   10:45 Diperbarui: 5 November 2020   10:54 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tukar Peran rumah tangga? Santuy saja. 

"Kok bisa?"

Sebab sudah terlatih sejak kecil. 

"Bagaimana ceritanya?"

Jadi ya? Sejak ABG itu saya sudah dibiasakan oleh orang tua untuk melakukan pekerjaan yang tak biasa. Seperti menemani bapak naik ke atap membetulkan genting. Mengambilkan alat-alat pertukangan kala bapak membuat meja.

Tak hanya itu. Saya juga kerap diminta memegangi ayam yang akan dipotong oleh bapak. Memanjat pohon saat mangga dibelakang rumah berbuah. Pokoknya selalu dilibatkan ketika orang tua melakukan suatu pekerjaan.

"Jadi perempuan harus serba bisa."

Nasihat ibu kala itu. Sejujurnya kerap membuat hati saya jengkel. Namanya juga ABG ya? Punya keasikan tersendiri dan suka jaim. Khawatir pas naik genting kepergok cowok yang dikecengin. Bisa ilfeel dia... hahahaha. Ituyang ada dalam benak saya kala itu.

"Walaupun perempuan. Jangan kalah dari laki-laki."

Begitu nasihat bapak. Saya iya, iya saja. Meski dalam hati merasa dongkol. Rasanya kok tidak disayang sebagai anak perempuan. Disuruh melakukan pekerjaan berat. Perasaan teman-teman perempuan sebaya sangat disayangi oleh orang tuanya. Disuruh belajar saja. 

Tapi mau bagaimana lagi. Namanya anak, menurut saja apa kata orang tua. Maka sejak ABG itu saya sudah terbiasa membantu ibu memasak di dapur dan membantu bapak di kebun. Padahal sudah ada adik lelaki yang membantu bapak. Tetap saja saya dilibatkan.

Beberapa tahun kemudian semua didikan dan ajaran tersebut barulah terasakan kegunaannya. Ketika kami sudah mulai memasuki dunia kerja, bapak terkena stroke. Untuk beberapa waktu, ibu menemani bapak di rumah sakit. Adik laki-laki bekerja di luar kota. 

Praktis hanya saya yang di rumah. Tidak ada laki-laki yang bisa diandalkan. Maka sebelum berangkat mengajar saya harus memasak sendiri. Untuk bekel saya dan sarapan ibu yang saya antar ke rumah sakit sekalian berangkat mengajar. 

Cukup lama kondisi seperti itu. Maka mau tak mau jika ada pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh laki-laki, saya turun tangan sendiri. Daripada memanggil tukang. Biayanya bisa dialihkan untuk pengobatan bapak. Lagipula saya masih bisa mengerjakannya sendiri. Kecuali jika tidak bisa. 

Ternyata semua nasihat dan didikan orang tua saya benar. Baru terasakan manfaatnya setelah besar. Jadi tidak terlalu bergantung pada orang lain. Ketika kini di rumah sudah ada bocah. Dan bapaknya si bocah lebih kalem daripada saya. Jadi bertukar peran sudah hal biasa di rumah. 

Dia yang membuat kue donat di dapur. Sementara saya mencabut rumput dan merapikan pagar di depan. Donat buatannya pun enak dan rapi hasilnya. Intinya tidak mengecewakan... hihihi

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
.

Bahkan suatu ketika saat di rumah ada tikus masuk. Saya yang mengejar-ngejar. Bapaknya bocah masuk kamar sambil nungguin bocah. Lha, coba itu? Apa tidak terbalik... hahahaha.

Tapi itulah hidup. Saya tidak merasa terganggu apalagi menggerutu. Sebab sudah terbiasa. Saya pun merasa bersyukur, dulu ibu bapak mendidik saya seperti itu. Karena kita memang tidak tahu ke depannya seperti apa.

"Perempuan itu harus serba bisa untuk berjaga-jaga. Iya, kalo dapat suami mapan. Kamu bisa ongkang-ongkang kaki macem ratu? Kalo enggak? Atau suami tiba-tiba kena stroke kayak bapakmu? Atau meninggal duluan. Intinya kamu sudah siap mental ketika suatu saat harus mengambil alih peran karena keadaan."

Sungguh nasihat yang benar adanya. Saya merasakan manfaatnya sekarang. Jadi, tukar Peran rumah tangga? Santuy saja. (EP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun