Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Tips Aman Bersepeda Zaman Now

23 Oktober 2020   12:02 Diperbarui: 24 Oktober 2020   11:14 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersepeda kini menjadi tren| Picture: Chuotanhls on pixabay.com

Dulu pesepeda itu dianggap kaum minoritas. Orang pinggiran. Sehingga orang yang kemana-mana naik sepeda dianggap orang tak mampu.

"Apa yang mau dibegal dari seorang pesepeda."

Begitu guyonan yang terlontar. Tidak salah. Meski tidak sepenuhnya benar juga. Banyak juga pesohor dan orang berduit yang gemar bersepeda. Hanya saja tidak sesemarak sekarang. Jadi bersepeda zaman dulu rasanya aman-aman saja. Tidak punya rasa was-was meski sepedanya tergeletak begitu saja.Secara kasat mata pesepeda zaman dulu memang bukanlah target atau incaran para begal. Terkecuali penjahat itu kepepet atau penjahat kaleng-kaleng.

Biasanya para pengendara motor dan pemilik kendaraan roda empat yang kerap menjadi sasaran mereka. Karena dianggap memiliki barang bawaan yang berharga. Selain itu motor dan mobil yang dirampas pun memiliki harga jual tinggi. Jelas jauh dibandingkan dengan harga sepeda bekas.

Namun tidak di zaman now. Di mana harga sepeda yang digunakan rata-rata harganya jutaan rupiah. Para penjahat itu bisa membedakan mana barang mahal dan mana barang yang murah. Makanya mereka tergiur membegal pesepeda. 

Mendengar kabar tentang pesepeda yang mulai jadi incaran para pembegal. Was-was rasa hati ini. Apalagi saya termasuk pengguna sepeda aktif. Artinya bersepeda bukan hanya sekadar untuk refreshing atau berolahraga di akhir pekan.

Namun hampir dalam keseharian selalu bersepeda kemana pun. Sangat jarang mengendarai motor dan mobil lagi kecuali memang terpaksa. Sepeda sudah seperti soulmate. Mungkin lebih sering berdua dengan sepeda dibanding dengan pasangan.

Jadi bisa membayangkan bagaimana perasaan pesepeda yang kehilangan sepedanya di parkiran. Atau yang lebih ekstrim di begal oleh penjahat yang berkeliaran. Apalagi sepeda dengan harga selangit. Nyesek sekali rasanya.

Saya saja yang sepedanya hanya bernilai ratusan ribu tetap khawatir dan was-was. Hari gini gitu loh. Penjahat berkeliaran di mana-mana. Mengincar siapa saja yang lengah. Berani beraksi di keramaian. Tak kenal waktu. Tak pandang bulu. 

Nah, berikut ini tips aman bersepeda zaman now:

1. Pilih jalur umum dan ramai

Enaknya bersepeda itu bisa blusukan. Kita bisa melewati jalan-jalan tikus. Bahkan bisa mencari rute sendiri yang menyenangkan. Cuma untuk zaman sekarang sebaiknya bersepedanya di jalur umum saja yang lebih ramai. Hal ini untuk menghindari kemungkinan terjadinya tindakan kejahatan dibandingkan bersepeda di jalan yang sepi.

2. Ada kawan seperjalanan

Picture by pixabay
Picture by pixabay

Sebaiknya ada kawan saat bersepeda. Lebih baik lagi jika beramai-ramai. Dengan demikian orang yang ingin melakukan kejahatan agak mikir. Namun jika memang harus sendirian maka upayakan selalu melewati jalur yang ramai.

3. Gunakan tas pinggang atau tas kecil pas body

Untuk menyimpan barang-barang berharga sebaiknya gunakan tas pinggang atau tas kecil pas body. Maksudnya benar-benar melekat di badan. Sehingga kecil kemungkinannya untuk bisa ditarik. Untuk tas pinggang letakkan di bagian depan tubuh kita. Jangan di samping apalagi di belakang. 

4. Manfaatkan tas bagasi untuk menyimpan barang-barang

Jika memiliki tas bagasi sepeda bisa juga digunakan untuk menyimpan barang-barang kita yang penting. Sehingga kita tidak perlu mengenakan tas pinggang atau tas selempang. Hal ini lebih menutup kemungkinan untuk dijambret. Dengan catatan tas bagasinya tidak memuat barang-barang lain. 

5. Gunakan spion kecil

Jika memungkinkan sebaiknya kita lengkapi sepeda dengan spion kecil. Gunanya untuk melihat situasi di belakang. Dengan demikian kita bisa mengantisipasi segala kemungkinan atau berjaga-jaga jika melihat ada yang mencurigakan di belakang. Misalnya ada motor yang kelihatannya ngebut. Maka kita bisa agak menepi.

6. Bawa kunci dan gembok berlapis

Setiap pesepeda memiliki dan membawa kunci untuk sepedanya. Biasanya berupa rantai dengan kunci terpisah atau kunci yang menggunakan kode. Untuk zaman sekarang sebaiknya membawa kunci berlapis. Artinya membawa kunci lain lagi. Bisa berupa rantai dan gembok. 

Memang agak ribet. Namun ini untuk menjaga sepeda kita dari hal-hal buruk. Terutama ketika kita memarkirnya di suatu tempat.

7. Kaitkan kunci sepeda pada besi atau sejenisnya

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Pada saat kita ingin memarkir sepeda. Pastikan ada parkiran khusus untuk sepeda. Pastikan juga parkiran tersebut memiliki besi pengait untuk mengaitkan kunci sepeda kita ke besi tersebut. Jika tidak ada parkiran khusus, bisa memarkir sepeda dekat tiang atau pohon yang bisa digunakan untuk mengaitkan kunci sepeda kita.

8. Hindari mengunci sepeda dalam kondisi bebas

Biasanya karena malas dan ingin cepat atau terburu-buru. Pada saat memarkir sepeda, si pesepeda hanya mengunci sepedanya begitu saja. Tanpa dikaitkan pada besi atau tiang. Meski dikunci dan diberi gembok berlapis. 

Jika sepeda terkunci dalam kondisi bebas seperti ini ada kemungkinan bisa diangkat atau digotong oleh penjahat. Jadi sebisa mungkin jangan biarkan sepeda kita berdiri bebas seperti itu.

9. Gunakan helm sepeda

Jangan meremehkan. Meski hanya bersepeda tetap harus mengenakan helm. Gunanya untuk menjaga kepala kita dari benturan. Namun ada saja yang merasa malas menggunakan helm sepeda. Padahal sangat penting.

10. Bawa pentungan kecil

Untuk apa? Kayak satpam saja. Eits, jangan ngeyel (meledek). Kelihatannya sepele tapi banyak manfaatnya. Apalagi kalau kita jago melempar. Meski kita sudah bersepeda di tempat ramai. Sudah beramai-ramai. Namanya penjahat ada saja yang nekat. 

Jika ada kawan kita yang jadi korban, pentungan kecil tersebut bisa dilemparkan pada si penjahat. Atau dilemparkan ke arah roda motor di penjahat. Hal itu bisa membuat motor tersebut oleng bahkan jatuh. Dengan catatan jaraknya masih terjangkau.

11. Jangan menitipkan sepeda pada sembarang orang

Jika lupa membawa kunci sepeda tetapi terpaksa harus berhenti dan memarkir sepeda. Ini untuk pesepeda yang tak ada kawannya. Maka jangan sembarangan menitipkan sepeda kita. Sekalipun pun itu tukang parkir. Sebab tukang parkir tidak sepenuhnya mengawasi sepeda kita. Lebih baik sepedanya dibawa jika itu sepeda lipat. Pol-polnya titip di dekat pos satpam saja.

12. Copot semua perlengkapan sepeda

Jika sudah mendapatkan tempat parkir yang aman. Jangan lupa copot perlengkapan yang ada di sepeda. Seperti tas bagasi sepeda, spidometer sepeda dan lampu depan bongkar pasang. 

Memang agak ribet. Namun begitulah jika tidak ingin kecolongan. Namanya juga bersepeda zaman now. Kalau sudah sedemikian apik kita berjaga-jaga kok masih kecolongan juga. Namanya sudah takdir. Jadi harus diterima dengan hati legowo. (EP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun