Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Selamat Ulang Tahun ke-6 KOMiK" Bersamamu Ada Haru dan Biru Mewarnai Kalbu

8 Agustus 2020   08:22 Diperbarui: 8 Agustus 2020   10:22 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KOMiK. Saya pertama kali mendengar namanya langsung mengerutkan kening. "Komunitas apa nih? Apa kumpulan orang-orang yang suka membaca komik ya?" pikir saya. Sebab memang tidak tahu dan belum membaca tentang profil KOMiK.

Namun saya tertarik untuk mengikuti tantangan menulis artikel yang diadakan oleh KOMiK kala itu. Yaitu mengenai perfilman Indonesia. Meski saya bukan pencinta film atau maniak film, tapi sukalah dan pernah menonton film. Baik itu film-film dalam negeri atau film luar negeri.

Meski saya bukan pengamat film atau ahlinya mengenai dunia perfilman. Tapi bolehlah mengemukakan pendapat serta saran-saran mengenai perfilman Indonesia. Setidaknya sudah urun rembuk bagi kemajuan perfilman Indonesia. Ketimbang hanya protes dan mengkritisi saja.

Awal Mengenal KOMiK

Itulah awal mula saya mengenal KOMiK. Usai memposting artikel yang saya tulis. Saya mulai melihat-lihat profil KOMiK. Oh, begitu...ya, ya, ya. Menarik. Saya pun segera mengikuti akun media sosial KOMiK. Mulai dari FB, Twitter, Instagram dan tentu saja akun KOMiK di Kompasiana. 

Setelah itu ya sudah. Cukup tahu, menarik dan tertarik. Pada suatu hari saya mendapat DM di Twitter. Kemudian mendapat pesan melalui email juga. Keduanya dari KOMiK. "Wah, ada apa nih?" tanya hati saya. Jangan-jangan saya melakukan kesalahan sehingga mendapatkan teguran. Duh, pikiran buruk itu tiba-tiba melintas begitu saja.

Saya segera membuka DM dan email yang masuk tersebut. Begitu saya baca, bukan main terkejutnya hati ini. Tulisan saya masuk daftar artikel pilihan KOMiK. Urutan  buncit sih alias terakhir. Itu artinya saya terpilih untuk mengikuti acara Nobar (nonton bareng) yang diadakan oleh KOMiK. 

Langsung saya balas DM di Twitter dan email dengan jawaban, iya. Ini acara seru yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Meski tidak ada kawan atau teman yang saya kenal secara personal. Ada yang saya kenal tapi hanya selintasan saja. Tak apalah. Nanti juga di sana bisa berkenalan.

Maka begitulah. Sesuai waktu yang ditetapkan. Saya pun mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh KOMiK dengan penuh suka cita. Dari awal sampai akhir acara semuanya berisi keseruan. Ya, orang-orangnya. Ya, acaranya. Saya yang benar-benar baru pertama kali mengenal KOMiK dan baru mengikuti kegiatannya tidak merasakan keterasingan. Ibarat rumah, suasananya homey sekali. 

Saat
Saat "Nobar Maraton" (Dok. KOMiK)

Acara yang bertajuk "Nobar Maraton" film Perburuan dan Bumi Manusia memberikan kesan mendalam dalam hati saya. Kata maraton yang konotasinya membuat capek tak terasakan sedikit pun begitu acara usai. Kalau perasaan saya bisa dilukiskan maka itu seperti langit yang cuacanya sedang bagus. Biru dan putih cerah gitu.

Biru dan Haru Bersama KOMiK

Perasaan senang yang saya isyaratkan dengan warna biru itu kembali merasuki kalbu. Manakala KOMiK mengabarkan bahwa artikel kami mengenai perfilman Indonesia akan dibukukan menjadi sebuah antologi. 

Kenapa senang? Apa karena akan punya tulisan yang dibukukan? Oh, no, no. Saya sudah menulis beberapa buku kok. Meski belum banyak setidaknya saya sudah punya karya. Baik itu buku solo maupun antologi. 

Khusus buku antologi, saya memang agak pemilih. Artinya tidak asal punya buku banyak sehingga semua yang terkait antologi diikuti. Makanya tidak semua ajakan untuk membuat buku antologi bisa saya sambut dengan suka cita. Bukan sok, belagu atau apalah. Ini hanya masalah prinsip dan idealisme saja sih. 

Berbeda dengan pemberitahuan dari KOMiK. Tanpa tahu mekanismenya bagaimana dan seperti apa. Saya sudah tertarik. Sebab memang menarik dan unik. Mengulik ranah perfilman Indonesia yang skalanya nasional. Orang-orang filmnya sendiri pun belum tentu tertarik dan ingin membahas hal-hal mendalam mengenai perfilman Indonesia. Paling hanya segelintir.

Hal tersebut bagi saya sesuatu yang istimewa. Bisa mengetahui pandangan dan pendapat orang lain mengenai perfilman Indonesia dari segala sudut pandang. Menambah wawasan serta pengetahuan saya juga. Pokoknya projek buku antologi KOMiK itu good idea.

Namun di tengah keseriusan menggarap projek tersebut, datang kabar duka. Bapak Thamrin yang merupakan penulis senior dan bergabung juga dalam acara "Nobar Maraton" ternyata dipanggil yang kuasa. 

Kebersamaan saat
Kebersamaan saat "Nobar Maraton". (Dok. KOMiK)

Tepat dua Minggu setelah acara nobar tersebut beliau meninggal dunia. Kabar duka tersebut tak hanya mengejutkan kami yang belum lama merasakan kebersamaan. Tapi juga semua orang yang mengenalnya secara langsung atau tidak. 

Saya saja yang baru mengenalnya secara langsung saat nobar itu merasa kehilangan. Merasa berduka. Apalagi yang lainnya. Berita ini benar-benar membuat haru manakala kita melihat foto kebersamaan dan keseruan nobar kala itu.

Tapi itulah hidup. Ada suka, ada duka. Ada tawa, ada tangis. Semua silih berganti. Bergantian saja setiap hari. Maka harus diterima dengan lapang hati.

Senang menjadi bagian dari KOMiK

Puncak keharu-biruan tersebut pada saat mengikuti perayaan KOMPASIANAVAL 2019. Selain KOMiK launching buku antologi yang diberi judul "Sinema Indonesia, Apa Kabar?" KOMiK juga mendapatkan beberapa pengharapan dalam acara tersebut.

Launching buku antologi
Launching buku antologi "Sinema Indonesia Apa Kabar?" (Dok. KOMiK)
Dan saya, saya yang paling tidak tertarik dengan door prize, give away atau apalah yang mengandalkan keberuntungan dari nomor absen dan nama kita. Kok ndilalahnya nama saya disebut sebagai salah satu penerima door prize. Oalaaah...

Lagi, lagi inilah hidup. Ketika kita tidak berharap malah dapat. Yang menunggu-nunggu malah termangu. Ya sudah diterima saja. Nikmati semua dengan senang atau lapang hati.

Dapat door prize (Dokpri)
Dapat door prize (Dokpri)

Kembali ke KOMiK. Perasaan saya saat itu campur aduk. Apalagi banyak "drama" yang saya alami untuk menuju acara KOMPASIANAVAL 2019. Mulai jadwal acara yang berbarengan dengan gladi resik yang harus saya ikuti untuk tampil dalam Festival Siti Nurbaya. Sehingga saya harus menempuh perjalanan dari ujung ke ujung Jakarta. 

Usai gladi resik dalam perjalanan menuju acara KOMPASIANAVAL 2019 hujan turun secara tiba-tiba. Tidak ada kesempatan untuk berhenti dan mengenakan jas hujan. Untungnya hanya sebentar. Tapi tetap saja pakaian ini basah.

Dalam kondisi seperti itu. Kok ya ban motor saya tiba-tiba pecah. Akhirnya harus menuntun motor dan mencari bengkel yang ternyata jauh... hehehehe

Weh, pokoknya drama banget deh. Walau begitu saya nikmati semua itu dengan happy. Se-happy hati saya menjadi bagian dari KOMiK

Greeting Card
Greeting Card

Nah, di hari jadi KOMiK yang ke-6. Tepatnya hari ini 8 Agustus 2020. Saya ucapkan selamat. Semoga dengan bertambahnya usia ini jajaran admin KOMiK semakin solid dalam membesarkan KOMiK. Terus menginspirasi bagi semua. Tak hanya sesama komunitas. Sekali lagi selamat berhari jadi ya KOMiK. Aku padamu...(EP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun