Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Perempuan Jago Naik Kuda Itu Tak Cuma Keren tapi Juga Hebat

1 Juli 2020   23:52 Diperbarui: 1 Juli 2020   23:51 1642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image gambar by liputan6.com

"Apa hebatnya? Cuma naik kuda saja kok dibilang hebat."

Eits, jangan nyinyir. Ini berdasarkan fakta dan pengalaman pribadi. Makanya bisa bilang begitu.

Kuda. Hewan yang sangat kuat dan memiliki kecepatan luar biasa. Makanya digunakan sebagai kendaraan dalam berperang. Dulu.

Setelah tak ada lagi perang. Kuda dimanfaatkan orang untuk mengangkut barang, untuk perlombaan, untuk alat transportasi dan lain sebagainya. 

Dengan tinggi yang mencapai hampir 2 meter. Tidak mudah untuk bisa menaiki kuda begitu saja. Butuh keahlian khusus.

Kalau pun kita melihat di film-film bagaimana dengan mudahnya si tokoh menaiki kuda. Apalagi kuda yang sedang berlari lalu dikejar dan dinaiki dengan mudahnya. Itu tuh mereka butuh latihan dan kerja keras. Bahkan ada yang sampai luka.

Maka jika  dikatakan bahwa perempuan yang jago naik kuda itu tak hanya keren tapi juga hebat. Itu bukan hoax. Tapi fakta.

Faktanya, saya pernah naik kuda dan setelah itu merasa kapok. Jujur rasanya takut sekali. Padahal kuda yang saya naiki hanya kuda tunggangan yang  jinak dan didampingi si penarik kudanya loh. Tapi tetap saja kapok.

Ceritanya saat liburan di Bandung, saya mengajak si kecil jalan-jalan pagi di sekitar kompleks perumahan. Rupanya tak jauh dari sana ada pasar kaget dengan aneka hiburan. Salah satunya kuda tunggangan yang dijajakan dengan membayar sekian rupiah bisa keliling naik kuda.

Si kecil tertariklah ingin naik kuda. Untuk menyenangkan hatinya dan melukis kenangan indah pada dirinya tentang kuda. Saya ijinkan dong. Masalahnya saya tak siap membiarkan si kecil naik sendirian hanya berdua si penarik kuda.

Meski hanya satu putaran komplek. Tetap saja rasanya tak rela. Apalagi ia akan hilang dari pandangan dan pengawasan saya. Oh, noooo. Berbagai pikiran buruk pun berseliweran. Nanti kalau begini bagaimana? Kalau begitu bagaimana? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun