Dari curahan hati tersebut kita bisa melihatnya dari beberapa sisi. Dari sisi suami, bisa saja ia hanya berkomentar  lalu  memberikan  usulan tanpa bermaksud membanding-bandingkan.
Dari sisi istri, jelas ia merasa dibandingkan dan si suami menginginkan dirinya supaya seperti itu. Meski kesal dan sakit hati namun ia berusaha melakukan apa yang disarankan si suami. Begitulah kebanyakan yang terjadi pada seorang istri. Manut, nurut meski hati meruntuk.Â
Dalam hal-hal tertentu bisa dibenarkan hal tersebut. Namun ada hal-hal yang seharusnya dijaga juga oleh suami. Jangan asal ucap. Sebab bisa membuat si istri kepikiran. Iya, kalau si istri tipe orang yang cuek. Kalau sebaliknya? Apa enggak melukai perasaannya tanpa disadari?
Dalam islam Rasulullah SAW mengajarkan adab-adab suami terhadap istri dan sebaliknya. Salah satu contoh soal masakan. Andai masakan istri keasinan, tidak lantas berkomentar dengan gamblang. Hal tersebut bisa melukai hati si istri. Maka dikatakanlah dengan elok.
"Kalau besok masak lagi, garamnya agak dikurangi ya biar lebih enak."
Kata-kata demikian meski si istri tahu maksudnya bahwa masakan hari ini keasinan. Tidak lantas membuatnya meradang. Justru bisa membuatnya senyum-senyum.Â
Maka memang benar. Menjaga perasaan itu sangat penting. Â Meski sudah menjadi suami istri yang sudah tahu luar dalamnya. Sebab hati itu untuk dijaga bukan dijajah. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H