"Mending ada biar kate keras. Lha, gue kagak sempat bikin. Riweh ama bocah."
Laku di sini bukan dalam konteks jualan. Tapi habis karena dimakan. Meski terakhir dan dicaci-caci dulu.Â
Begitulah nasib si kue biji ketapang. Kue lebaran khas Betawi yang dicaci tapi tetap dicari. Hingga kini. Sebab zaman sekarang tidak semua orang Betawi membuatnya lagi. Hanya sebagian. Karena memang butuh waktu dan kesabaran dalam membuat biji ketapang.
Setelah diuleni, dibentuk lalu dipotong kecil-kecil. Barulah digoreng. Ditunggui agar tidak gosong. Seru bukan? Jadi siapa nih yang di rumahnya ada biji ketapang? Bolehlah dicicipi. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H