Adonan tidak boleh terlalu kental, karena bisa keras hasilnya. Jangan juga terlalu encer. Nanti pecah saat dituang dalam penggorengan. Nah, urusan menggoreng pun tak asal menggoreng. Jadi adonan tepung peyek tadi dituang ke bagian pinggang penggorengan sambil ditaburi kacang. Begitu seterusnya sepanjang pinggir penggorengan. Jadi bukan langsung dimasukkan ke dalam minyaknya.
Setelah adonan di pinggir-pinggir tadi panas dan kering, ia akan jatuh sendiri ke bawah. Masuk ke dalam minyak. Nah, biarkan saja sampai warnanya agak menguning baru dibalik. Jadi jangan dibolak-balik. Bisa pecah peyeknya. Hasilnya ndak bagus. Setelah warnanya kekuningan barulah diangkat.
Satu penggorengan ukuran sedang bisa untuk lima atau tujuh peyek. Selama menggoreng itu ibu tidak beranjak dari depan kompor. Sebab kalau ditinggal-tinggal hasilnya tidak rata. Jadi terbayangkan bagaimana proses membuat peyek? Apalagi kalau dalam jumlah banyak. Saya sih tidak sabar.
Ternyata peyek yang bisa kita habiskan dalam sekejap itu, proses membuatnya seperjuangan sendiri loh. Salut untuk para pembuat peyek. Tetap semangat ya? Kalau para pembuat peyek mutung seperti ibu, bisa-bisa saya enggak akan menjumpai yang namanya peyek kacang lagi. Oh, No! (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H