Tak terasa lebaran sebentar lagi. Tinggal menghitung hari maka umat muslim di seluruh dunia akan merayakan hari kemenangan tersebut.Â
Kegembiraan akan menghiasi wajah-wajah kami yang telah berjuang menahan lapar, haus dan segala yang membatalkan puasa selama satu bulan penuh.
Meski suasana puasa dan lebaran tahun ini tidak seperti biasanya. Namun tidak menghilangkan kekhasan yang ada di hari lebaran. Yakni ketupat dan kue kering.
Tidak mudik. Tidak bisa berkumpul dengan keluarga besar di kampung halaman memang terasa menyesakkan dada. Tapi tidak lantas membuat kita termangu dalam kesedihan. Semua pasti akan berlalu. Yakini itu.
Bicara kue kering lebaran, hampir semua orang membuat blue kering yang sama. Yang menjadi ciri khas lebaran. Nastar, putri salju, kue kacang, kue semprit, kue sagu keju dan masih banyak lagi.
Dari sekian banyak kue kering tersebut, nastar menjadi kue kering favorit keluarga kami. Rasa manis dari selai nanas yang terdapat di dalam kue nastar rasanya hmmmmm...enak banget.Sebelum dibuat nastar, pembuatan selai nanas sudah merebut perhatian kami. Bau harumnya khas sekali. Rasa manis yang bercampur asem membuat lidah ini ketagihan.Â
Tak pelak selai tersebut menjadi incaran kami. Jika tak segera dibuat nastar maka bisa wassalam. Ketika sudah dibuat nastar, tetap menjadi rebutan.Â
Dulu sebelum wabah corona muncul, berkeliling mengunjungi tetangga satu dengan tetangga lainnya menjadi ciri khas lebaran juga. Inilah saat yang dinanti untuk bisa mencicipi nastar di tempat lain.Â
Setelahnya kami akan saling berkomentar, "Iiih, nastar di rumah itu enggak enak banget. Kurang manis. Enakkan punya kita."
Atau "Eh, nastar yang tadi enak banget tuh. Pakai apaan ya? Besok-besok kalau bikin nastar yang kayak gitu tuh."
Memang kue nastar ini bagi kami sangat istimewa. Tidak seperti kue kering lain yang biasa saja. Nastar itu mulai dari cara pembuatannya sampai hasil akhirnya memang berbeda dengan kue kering lain. Seperjuangan sendiri.