Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Momen Tersulit di Ramadan Tahun 2020, Banyak Sedulur Susah tapi Tak Bisa Membantu Banyak

5 Mei 2020   21:36 Diperbarui: 5 Mei 2020   22:21 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadan tahun ini benar-benar membuat hati pilu? Wabah virus corona yang melanda dunia hingga Indonesia memberi dampak luar biasa bagi perekonomian.

Pembatasan Sosial Berskala Besar yang diberlakukan pemerintah Indonesia mengakibatkan kemandekan dibeberapa sektor usaha.

Tak hanya pelaku usaha kecil menengah yang merasakan akibatnya. Pengusaha besar pun sama. Banyak karyawannya yang dirumahkan.  

Pelaku usaha rumahan yang biasanya bersemangat menyambut bulan Ramadan, karena mendapatkan untung berlipat saat berdagang di bulan Ramadan. Kini hanya bisa gigit jari.

"Enggak bisa diharapkan lagi, Kak. Sepi."

Demikian keluhan yang dilontarkan oleh salah satu sedulur  yang usaha sehari-harinya berjualan kue di depan rumah.  

"Bingung mau usaha apalagi, Kak. Mana pula bapaknya anak-anak sudah satu Minggu ini di rumah saja. Tempat kerjanya tutup."

"Kalau mau beli beras sama aku aja ya, Kak. Beras banyak nih. Uang untuk beli lauk yang tak ada."

Duh, bagaimana hati ini tak pilu mendengar keluhan semacam ini. Okelah, saya masih  bisa bantu semampunya. Namun begitu ada keluhan lain yaitu diusir dari kontrakan akibat belum bisa membayar. 

Batin saya menangis mendengar keluhan ini. Sebab tidak bisa membantu banyak. Sudah tidak bisa beribadah bulan Ramadan dengan lancar. Tak bisa salat tarawih, ngabuburit dan tak mendengar celoteh anak-anak berteriak sahur, sahur. Ditambah kondisi sedulur seperti ini.  

Sedihnya berlipat. Kalau begini, saya jadi teringat lagunya Oppie Andaresta.

 "Andai ah, ah, kujadi orang kaya."

Agar bisa berbuat banyak untuk membantu sedulur yang kesusahan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun