Mereka yang masih memiliki tabungan di sana-sini saja mengeluh. Bagaimana dengan mereka golongan masyarakat yang tidak mampu? Apalagi menjelang Ramadan harga barang-barang melambung tinggi.
Sedih rasanya mendengar curahan hati kawan yang harus menjual cincin kawin demi memenuhi kebutuhan hidup. Sebab suaminya sudah tak bekerja lagiÂ
Harga gula pasir yang awal Rp 14.000 per kilogram. Kini menjadi Rp 20.000 per kilo. Cabai rawit merah yang awalnya Rp 24. 000 per kilogram. Kini menjadi Rp 32.000 per kilogram.
Belum lagi harga telur, beras, minyak goreng dan lain-lainnya. Jika tidak ada pemasukan tetap jelas terasa berat sekali beban yang mereka terima.Â
Kenaikan Rp 1.000-2.000 bagi kami mungkin tak masalah. Tapi tidak untuk yang lain. Termasuk kawan saya tersebut. Dimana ia juga harus menyisihkan uang untuk quota internet anaknya yang sedang menjalani sistem belajar di rumah secara online.
"Orang tua mah ngalah makan sehari sekali. Yang penting anak dulu biar kenyang. Boro-boro mau jajan. Yang ada kepikiran paket buat bocah belajar."
Duh. Semoga wabah ini segera berlalu. Sehingga situasi menjadi stabil. Mereka yang bekerjanya serabutan bisa mengais rezeki dengan lancar. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H