Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Rindu "Roti Lapis" Bekal Saat Sekolah dan Bekerja

20 April 2020   04:00 Diperbarui: 20 April 2020   04:52 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Roti lapis atau bahasa kerennya "sandwich" adalah roti tawar yang diberi isian lalu atasnya ditutup roti tawar lagi.

Isiannya bisa apa saja. Tergantung selera. Kalau saya lebih suka diisi sayuran dan telur ceplok. Lalu diolesi saus dan mayonaise. Hmmmm, lezat.

Bukan sok kebarat-baratan atau ingin dilihat gaya. Tapi sandwich ini merupakan bekal saya saat sekolah sampai bekerja.

Memangnya enggak makan nasi? Ya makanlah. Perut saya itu Indonesia sekali. Meski sudah makan segala macam kalau belum diisi nasi, masih suka bunyi. Ups.

Terus untuk apa bawa bekal sandwich seperti itu? Biar dibilang kayak orang bule ya? Oh, sorry ya? Itu bukan tipe saya.

Jadi begini ceritanya. Saya itu paling malas membawa bekal nasi dari rumah. Ribet. Maka untuk urusan makan siang lebih memilih makan di luar. Di warung nasi, restoran atau warteg sekalipun tak masalah.  Judulnya makan.

Tapi yang namanya jam istirahat siang. Terbayang dong betapa penuhnya tempat makan tersebut. Saya bukan tipe orang yang suka mengantri untuk hal-hal demikian. 

"Mau makan aja kok harus ngantri seperti itu. Kayak enggak ada tempat makan lagi."

Begitu pemikiran saya. Untuk itu saya lebih memilih keluar untuk makan di akhir-akhir jam istirahat. Ketika orang-orang sudah kembali ke kantor, saya baru keluar. 

Risikonya saya tidak bisa berlama-lama duduk santai di tempat makan. Ya tak apa. Yang penting saya tidak harus mengantri makanan.

Namun, namanya perut saya Indonesia sekali. Tentu tidak bisa telat makan. Nah, inilah manfaat sandwich yang saya bawa.

Gunanya untuk mengganjal perut agar tidak keroncongan. Sambil menunggu waktu, saya melahap sandwich tersebut. 

Memangnya enggak kenyang? Sudah makan sandwich masih juga makan nasi. Tentu kenyanglah. Memangnya perut saya karet yang bisa melar dan muat segala macam.

Tapi ya itu tadi. Tetap harus diisi nasi walau sedikit. Makanya saya tak masalah meski waktu istirahatnya mepet. Karena saya makannya flazz alias cepat.

Nah, dalam kondisi seperti ini. Saat di rumah aja. Work from home. Tiba-tiba saja saya rindu makan sandwich. Seperti orang ngidam. Kepingin sekali. 

Di meja makan sih selalu tersedia roti tawar. Untuk isiannya yang kurang lengkap. Tidak ada mayonaisenya. 

Tapi tak apalah. Demi mengobati rasa kepingin. Akhirnya saya siapkan bahan-bahan untuk membuat sandwich.

Bahan untuk membuat sandwich
Bahan untuk membuat sandwich

1 . Roti tawar dua lembar

2 . Tomat 1 buah

3 . Timun satu buah

4 . Daun selada 2 lembar

5 . Saus cabai

6 . Telur 1 buah

Cara meraciknya:

Racikan sandwich
Racikan sandwich
1 . Potong roti tawar menjadi dua bagian membentuk segitiga

2 . Iris tipis timun dan tomatnya. 

3 . Susun irisan timun dan tomat di atas roti tawar.

4 . Olesi saus cabai.

5 . Letakkan telur yang sudah diceplok

6 . Olesi saus cabai lagi.

7 . Susun daun selada di atas telur.

8. Tutup dengan roti tawar yang sudah dipotong.

Taraaaaa. Sandwich buatan saya selesai juga. Siap untuk disantap.

Roti lapis atau sandwich
Roti lapis atau sandwich

Saya nikmati sandwich buatan sendiri itu perlahan-lahan. Sambil berdoa agar pandemi covid-19 ini segera berakhir. Banyak hal yang ingin dilakukan dengan perasaan bahagia. Salah satunya menyiapkan bekal seperti ini.

Saya pun jadi teringat masa sekolah dahulu. Ternyata ada juga teman yang tidak pernah makan sandwich seperti ini. Jadi tanpa malu-malu ia ingin mencicipi sedikit. Ingin tahu seperti apa rasanya. Ternyata ia doyan.

Sejak itu jika saya sedang membawa bekal sandwich. Saya minta ibu membuat satu lagi untuk diberikan pada si kawan itu. Karena saat masih sekolah, ibulah yang menyiapkan bekal saya. Dan ibu dengan senang hati membuatkannya.

Ah, ternyata. Rindu tak melulu tertuju pada seseorang ya? Sepotong sandwich pun bisa menghadirkan rindu. 

Lebay kamu Denik. Bisa jadi. Apa mungkin ini efek kebanyakan makan sandwich ya? Ups! (EP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun