Si kepala sekolah meminta ijin pada pak Colin untuk mengajak Andersen tinggal bersamanya. Pak Colin yang tidak mengetahui keadaan sebenarnya tentu saja mengijinkannya. Andersen tidak berani menolak karena kebaikan pak Colin. Padahal ia tahu bahwa hidupnya akan menderita jika tinggal bersama si kepala sekolah. Dan benar saja. Andersen tidak memiliki waktu istirahat. Ia diminta untuk mengasuh anak kepala sekolah.
Lama kelamaan Andersen tidak kuat. Ia pun menceritakan hal tersebut kepada pak Colin. Andersen diminta kembali dan tinggal bersamanya lagi. Pak Colin memanggil guru privat untuk Andersen. Agar ia bisa belajar kembali. Sejak itu kemampuan Andersen semakin terasah.
Pada usia 24 tahun Andersen menerbitkan sebuah buku kumpulan puisi yang berjudul "Tamasya ke Pulau Amacel." Kemudian "Kisah Cinta Nikulata." Bahkan karyanya yang ini dipentaskan di Gedung Drama King. Akhirnya impiannya terwujud.
Namun bukan berarti ia bisa bermimpi dengan indah. Sebab ia harus berjuang menghadapi kritikan atas karya-karyanya. Juga kecurangan seseorang yang mengakui salah satu karyanya sebagai milik orang tersebut.
Mendapat tekanan dari media, Andersen sempat shock. Pak Colin pun menyarankan agar Andersen pergi tamasya. Ia pun pergi keliling Eropa. Apa yang ia lihat dan rasakan kemudian dituangkan dalam tulisan. Sepulang dari Eropa ia menulis sebuah novel. Juga cerita-cerita lain yang digemari oleh anak-anak. Tahun 1837 Andersen berhasil menjadi penulis terkenal. Di usia 35 tahun
Tak terasa Andersen telah melahirkan banyak karya. Sebanyak 168 karya telah ia buat. 156 berupa cerita dongeng. Pada tahun 1846 Andersen dianugerahi Raja Dongeng. Sebab karya-karyanya merupakan murni hasil imajinasinya. Sebab saat itu karya penulis dan pendongeng kebanyakan menulis ulang cerita lama dalam versi berbeda
Pada tahun 1855 Andersen membuat autobiografi. Tahun 1867 ia diangkat menjadi penasihat kerajaan. Meski begitu ia tak pernah lupa dengan kampung halamannya. Ia datang dan mengunjungi kawan-kawan lamanya. Tentu saja ia menjadi tamu kehormatan.
Andersen menghabiskan waktunya dengan terus tamasya dan menulis buku. Karena dia hidup sendiri. Orang tuanya sudah tiada. Saudara tak punya. Pak Colin pun sudah tiada. Ia merasa sedih sekali. Sebab orang tua itulah yang sangat berjasa dalam hidupnya.Â
Pada tahun 1872 Andersen jatuh sakit. Ia menderita kanker. Tiga tahun kemudian tepatnya tanggal 4 Agustus 1875 Andersen meninggal dunia. Ia dimakamkan di Asistiens, Kopenhagen. Menjalani kesendirian selamanya.
Andersen tidak menikah karena cintanya hanya ia persembahkan kepada seorang gadis yang tak bisa dimilikinya. Ia jatuh cinta di usia 25 tahun. Namun sang gadis sudah bertunangan. Ia pun patah hati dan memfokuskan hidupnya pada tulisan.Â
Hans Christian Andersen telah tiada. Namun karya-karyanya tetap ada dan abadi di hati penggemarnya. Museum HC Andersen dan patung putri duyung di tepi laut Baltik salah satu bukti nyata, betapa HC Andersen begitu termasyur dan membanggakan negaranya. Kisah hidupnya seperti dongeng yang ia buat. Penuh warna menghiasi hati para pembaca ceritanya.Â