Kenangan yang tercipta bersama tetangga Tionghoa menjadi bagian hidup tak terlupakan.Â
Ketika tahun 2002 perayaan Imlek diakui pemerintah dan dinyatakan sebagai hari libur nasional. Saya jadi teringat tetangga tersebut. Mungkin akan lain ceritanya jika mereka masih tinggal di sekitar kami.Â
Meski begitu, setiap hari raya Imlek tiba saya selalu menikmati kue keranjang goreng. Ibu yang mengetahui kalau saya suka dengan kue keranjang goreng senantiasa menghadirkan kue tersebut saat Imlek tiba. Bukti cinta ibu terhadap sang anak.Â
Padahal saya tidak pernah  memintanya. Saya jadi terharu. Saya pun menjadi segan untuk bertanya dari mana ibu memperoleh kue keranjang tersebut. Apakah sengaja membelinya untuk saya atau ada kawan ibu yang memberi? Pokoknya dinikmati saja suguhan kue keranjang goreng yang ada di meja.
Tahun 2014 ibu tiada. Kembali kehadapan Sang Pencipta. Tentu saja saya dan kami semua merasa sedih. Kehilangan orang yang paling dicintai.Â
Kenangan bersama ibu dan yang ibu lakukan untuk kami tak akan pernah hilang dari ingatan. Begitu juga saat perayaan Imlek seperti sekarang ini. Ketika tetangga sebelah mengirimi kue keranjang goreng. Saya jadi teringat ibu.Â
Kue keranjang selalu ada. Karena merupakan salah satu makanan khas Imlek. Tetapi tak ada lagi kue keranjang goreng buatan ibu. Kue keranjang goreng yang dibuat dengan sentuhan cinta. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H