Pagi itu suasana begitu cerah. Langit berwarna biru. Awan terlihat putih cemerlang. Matahari bersinar dengan terang. Sinarnya menerobos hingga masuk ke hutan yang tertutup oleh rimbunnya pepohonan.
Hutan rimba yang biasanya gelap menjadi terang oleh pancaran sinar mentari. Seluruh penghuni hutan menyambut gembira suasana tersebut.
Tutu si tupai bergigi tajam melompat dari satu pohon ke pohon lain mencari dan mengumpulkan makanan. Segerombolan semut beriringan mengumpulkan makanan untuk dibawa ke sarangnya.
Burung, ular, harimau dan hewan lainnya sibuk dengan urusan masing-masing. Mereka semua bekerja mencari dan mengumpulkan makanan.
Suasana pagi yang cerah dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh seluruh penghuni hutan. Ada satu hewan yang terlihat santai di dalam sarangnya. Menikmati cerahnya sinar mentari dengan bermalas-malasan di sarang sambil menikmati makanan yang tersedia.
Hewan itu adalah si Kukuk. Seekor burung yang dikenal pemalas.
"Hai, Kukuk. Kamu tidak keluar untuk mencari makan?" tanya Tutu saat melintas di depan sarang si Kukuk.
"Untuk apa? Makananku masih ada," sahut si Kukuk dengan santainya.
"Ya, untuk persediaan. Mumpung cuaca sedang cerah. Karena cuaca sedang tidak menentu," kata si  Tutu memberi saran.
Tetapi Kukuk tidak menggubris saran Tutu. Ia tetap saja santai-santai menikmati makanannya. Sepanjang hari hanya itu yang dilakukan si Kukuk. Makan lalu tidur.