Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Banjir Telah Berlalu, Saatnya Membaca Buku

12 Januari 2020   06:19 Diperbarui: 12 Januari 2020   07:51 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjir telah berlalu. Saatnya membaca buku.

Kok begitu? Bukannya beres-beres rumah? Merapikan barang-barang.

Tentu saja beres-beres dan merapikan rumah hal pertama yang dilakukan. Tetapi apakah harus berkutat dengan barang-barang itu terus menerus? Tak ada selesainya kalau diikuti. 

Bisa berminggu-minggu jika mengikuti kondisinya. Sebab banyak sekali yang harus dibenahi. Sementara hidup terus berjalan. Bekerja dan mencari nafkah kewajiban yang harus dijalankan.

Tidak bisa libur terus menerus. Yang penting barang-barang utama sudah selesai dirapikan. Seperti perabot rumah tangga, pakaian, sepatu dan buku. Lainnya bisa dicicil sepulang bekerja atau saat libur akhir pekan.

Bagi seorang guru atau orang yang kerjanya berkutat dengan buku. Saatnya kembali membaca buku. Sebagai bahan ajar seorang guru atau untuk direview sebagai salah satu sumber penghasilan.

Banjir pasti berlalu. Jadi jangan terlalu lama termangu. Meratapi nasib. Sebab musibah itu bagian dari takdir yang harus kita terima. Bukan diratapi dan disesali sambil mengutuk diri juga mengutuk Tuhan. 

Banjir setinggi pinggang masih harus disyukuri dibandingkan mereka yang kebanjiran hingga atap rumah. Kehilangan beberapa perabot dan pakaian masih disyukuri, dibandingkan mereka yang harus kehilangan rumah, kendaraan bahkan keluarga.

Mari perbanyak membaca berita. Melihat berita di layar kaca. Untuk menumbuhkan kesyukuran di hati. Bahwa yang kita alami, musibah apa pun itu. Masih lebih baik dibandingkan dengan mereka yang kehilangan semuanya.

Pasti ada hikmah dibalik musibah. Hanya saja kita belum menyadari sepenuhnya. Jadi jangan terlalu lama terpaku. Saatnya beraktivitas kembali. Walau itu sekadar membaca buku. (EP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun