Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Banyak "Drama" Menuju Kompasianival 2019

25 November 2019   00:33 Diperbarui: 25 November 2019   10:29 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matraman ke Fatmawati ternyata lumayan jauh juga ya? Syukurnya tidak macet. Tetapi saat tiba di daerah Mampang Prapatan terlihat bekas hujan deras di sana. Genangan air di sana-sini. Alhasil saya harus melaju pelan-pelan agar tidak terciprat air bekas hujan. Terutama dari pengendara motor lain yang biasanya seenaknya saja melaju. "Kalau jalannya seperti ini kapan saya sampainya?"

Lagi-lagi harus menahan perasaan selama diperjalanan. Ketika tiba di lampu merah Fatmawati, senang dong hati ini. "Yeah, sebentar lagi sampai." Namun kejadian tak mengenakan harus saya terima dengan lapang hati.

"Bu, ban belakang motornya kempes tuh. Bocor mungkin," kata seorang pengendara motor yang melintas di sebelah saya. Saya segera menepi dan mengecek ban belakang motor ini. Ternyata memang benar, bocor.

Duh, Gusti (mengutip istilah di acara Bikin Lapar) dosa apa yang hamba lakukan hari ini. Sampai mengalami hal-hal tak mengenakan ini. Bahkan tinggal selangkah lagi akan tiba. 

Dengan terpaksa saya menuntun motor untuk mencari bengkel terdekat. Ada bengkel di depan RS Fatmawati. Tapi saya harus putar balik dulu. Karena posisinya ada di seberang. Jiaaaahhh.

Ya sudah mau bagaimana lagi. Di lakoni (dijalani) saja. Tiba di bengkel, ban motor tak bisa ditambal. Harus diganti ban dalamnya. Mau bagaimana lagi. Ikut saja kata tukang bengkelnya. Karena ternyata ada paku besar dan panjang yang mengenai ban belakang motor ini. Pantas bocor.

Akhirnya motor saya ditangani oleh tukang bengkel. Sambil menunggu motor selesai diganti ban. Saya berniat memakan perbekalan yang tadi bawa dari rumah. Tetapi apa daya? Saat saya mengeluarkan kotak berisi makanan dari tas. Kotak itu jatuh. Isinya berhamburan semua alias tumpah. Duh, Gusti. Ingin menangis rasanya. 

Saya duduk di bengkel sambil kembali menahan perasaan. Begitu selesai, saya mengambil dompet bermaksud membayar ongkos bengkel. Saya kaget begitu mengetahui tak membawa uang tunai berlebih. Lupa bawa kartu  atm pula. Efek buru-buru pagi tadi. Duh.

Dengan sisa uang bensin yang ada di dompet, akhirnya urusan motor selesai. Tinggal urusan perut yang tiba-tiba ikut-ikutan bersuara alias lapar. Saya pun mencari makan terlebih dulu. Syukurnya ada warung makan yang dekat dengan bengkel. Langsung saya menuju ke sana. Untungnya uangnya pun cukup. Entahlah kalau tadi sampai kurang. Paling titip KTP.

Apakah setelah itu "drama" selesai? Ternyata belum saudara-saudara. Jalur partkir motor di mall tempat acara Kompasianival berlangsung membuat saya jantungan. Jalurnya sempit dan menanjak. Cukup tinggi. Sementara motor saya sedang bermasalah. Takut berhenti sendiri ketika sedang berada di tanjakan. Biasanya seperti itu. Tiba-tiba sedang melaju pelan-pelan eh mati motornya. Siapa yang tak panik. Hal itu yang saya khawatirkan.

Setelah komat-kamit memanjatkan doa, akhirnya saya bisa parkir motor dengan selamat. Lalu segera bergabung dengan teman-teman di booth KOMiK. Tentu saja setelah registrasi di meja pendaftaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun