Yayasan Rumah Orang Tua Tuna Netra (YAROT) Eben Haezer, Lembang, Bandung berusia 44 tahun pada 31 Mei 2019 yang lalu. Saya mendapat kesempatan untuk menghadiri acara ulang tahun tersebut yang dibuat secara sederhana dan khusus  untuk orang-orang terdekat saja. Ini menjadi kehormatan luar biasa bagi saya. Mengingat tidak mudah dan tidak bisa asal saja untuk berkunjung ke sini.
Yayasan ini didirikan oleh Stephanus Satyadi 31 Mei 1975 silam. Ia adalah seorang Direktur Motor Maatschappij yang lahir di Palembang, 2 Agustus 1928. Menjadi tunanetra pada usia 39/40 tahun.
Meski demikian ia ingin menjadi berkat bagi sesama manusia terutama bagi mereka yang cacat netra. Dengan misi membantu, menampung, menyantuni dan merawat lansia tunanetra agar dapat menikmati hidup yang layak.
Dalam rangka memperingati 44 tahun YAROT Eben Haezer para pengurus membuat acara ulang tahun secara sederhana. Acara ini dihadiri oleh para pengurus dan para Oma opa tunanetra penghuni rumah tersebut. Ibu Yuheni membuka acara dengan mengajak semua yang terkait untuk menyanyikan lagu puji-pujian. Â Oma opa tunanetra menyanyikan lagu-lagu pujian dengan penuh semangat.
Usai menyanyikan beberapa lagu pujian dan beberapa ceremony lainnya. Acara dilanjutkan dengan pemotongan kue ulang tahun yang didahului dengan pembacaan doa. Para pengurus berdiri di depan mengelilingi kue ulang tahun.
Potongan kue pertama diberikan kepada Stella Satyadi yang kami panggil dengan sebutan Oma. Beliau selaku pembina yayasan yang juga istri dari Stephanus Satyadi. Oma Stella yang usianya hampir 80 tahun ini sangat ceria, lincah dan penuh semangat. Ketika pemberian potongan kue pertama kami semua dibuat tertawa. Padahal suasana saat itu sedang khidmat.
"Kok kuenya kecil? Ini kurang untuk saya sih," ujar Oma sambil tertawa.Â
Membuat suasana yang awalnya serius menjadi cair dan santai.
Selanjutnya Oma Stella meminta para pengurus dan Oma opa tunanetra menyanyikan lagu Mars Yarot. Lagu yang ternyata ciptaan Oma Stella sendiri.Â
Selain pemotongan kue ulang tahun pengurus juga menyiapkan tumpengan untuk dimakan bersama-sama. Sebelum pemotongan tumpeng dan makan bersama, dilakukan pemberian bingkisan untuk para pengurus dan Oma opa tunanetra.Â
Bingkisan diberikan langsung oleh ketua Umum Yayasan Rumah Orang Tua Tuna Netra Eben Haezer Bapak Boy Haryanto SH kepada para pengurus.
Setelah semua mendapatkan bingkisan. Kejutan terjadi karena nama saya disebut oleh MC untuk tampil ke depan. Sebuah buku diberikan kepada saya sebagai kenang-kenangan dan diberikan langsung oleh Ketua Umum Bapak Boy Haryanto SH.Â
Bersama Oma Stella kami berbincang tentang banyak hal. Sebelum acara dimulai beliau mengajak saya mengelilingi Rumah Orang Tua Tuna Netra ini dari depan sampai belakang.
Cerita lengkap lengkap tentang Rumah Orang Tua Tuna Netra Eben Haezer akan saya tulis dalam ulasan berikutnya.Â
Satu hal yang menjadi catatan saya dalam perbincangan dengan Oma Stella. Bahwa untuk berbagi tak harus menunggu kaya. Lakukan saja dengan apa yang kita mampu. Kelak Tuhan akan memberi dan melancarkan rezeki kita.
Dalam agama yang saya yakini pun demikian anjurannya. Jadi agama apa pun pada dasarnya mengajarkan kebaikan. Tinggal bagaimana manusia itu merealisasikannya.Â
Keberagaman itu indah. Makna Bhinneka Tunggal Ika berbeda-beda tetapi satu terasa sejuk jika tiap-tiap orang mau memahaminya lebih dalam. (EP)
Note: Untuk informasi lebih jauh tentang Eben Haezer bisa menghubungi kantor sekretariat nya: Jl. Galunggung 45, Bandung 40263
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI