Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membatik, Salah Satu Upaya Warga Tangerang Melestarikan Budaya Bangsa

1 April 2019   23:22 Diperbarui: 12 April 2019   03:01 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Selanjutnya para peserta diberi arahan mengenai cara menggambar dan membuat pola batik sebelum dicetak dalam kain. Sesi ini cukup menarik perhatian. Sebab banyak peserta yang bingung mau menggambar apa? Padahal diminta menggambar sesuai kata hati. Tak jarang peserta yang akhirnya goegling mencari inspirasi motif batik yang akan ia buat. 

Para peserta sebagian besar para ibu paruh baya. Tetapi ada juga yang lansia. Mereka begitu bersemangat menggambar motif batik. Meski dari pengajar diberikan salinan motif batik tradisional, tetapi para peserta tetap diminta untuk menggambar motif karya mereka sendiri. Gunanya agar terbiasa menciptakan karya-karya yang baru.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Kegiatan hari pertama pelatihan membatik para peserta diberi PR untuk dibawa pada hari berikutnya. 

Hari kedua pelatihan membatik para peserta mulai diajarkan cara mencanting. Tak hanya itu. Para peserta juga diperkenalkan dengan berbagai jenis pewarnaan dalam batik beserta kombinasi warnanya. Harapannya kelak para peserta benar-benar menguasai teknik membatik secara keseluruhan. Mulai dari menggambar, mencanting hingga pewarnaan.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Di hari kedua ini para peserta mendapatkan kejutan dengan kehadiran bapak walikota Tangerang Arief R. Wismansyah. Pak walikota sangat mendukung kegiatan tersebut. Bahkan meminta para peserta nantinya bisa menciptakan satu icon batik Tangerang secara keseluruhan sebagai satu kesatuan. 

Pada hari ketiga para peserta mulai memberi pewarna pada kain yang sudah mereka canting. Para peserta juga diajarkan cara melorod kain. Yaitu menghilangkan malam/lilin pada kain dengan menggunakan air panas. Ini merupakan proses terakhir dari kegiatan membatik. Tentu saja setelah proses pewarnaan tuntas semua. 

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Dari pelatihan ini diharapkan para peserta bisa mulai memberdayakan batik sebagai usaha mandiri. Baik secara perorangan maupun kelompok. Tentu saja dengan terus menerus giat mempelajari seni membatik. Tidak hanya selesai sampai di sini. Harapan jangka panjangnya kegiatan membatik yang dilakukan para ibu ini bisa menjadi usaha sampingan. Yang akhirnya bisa menopang perekonomian keluarga.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Untuk itu pada hari terakhir pelatihan. Para peserta akan diajak mengunjungi pengusaha batik di daerah Cirebon untuk study banding. Seperti apa cerita perjalanan para peserta ini di Cirebon? Nantikan cerita saya selanjutnya. (EP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun