Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

NH Dini Telah Pergi, tetapi Karya-karyanya Abadi di Hati

4 Desember 2018   22:32 Diperbarui: 5 Desember 2018   15:23 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat membuka media sosial dan membaca status kawan yang isinya berita meninggalnya Nh.Dini. Saya diam terpaku. "Semoga berita ini tidak benar," kata saya dalam hati. Meski terasa perih, saya cari-cari berita mengenai berita tersebut. Dan memang benar. Hari ini Selasa, 4 Desember 2018 penggarang besar itu telah tiada.

Saya merupakan salah satu dari sekian banyak pengagum karya-karya Nh. Dini. Pada Sebuah Kapal dan Namaku Hiroko adalah buku karya Nh. Dini yang pertama kali saya baca. Dan menjadi buku pertama yang mengenalkan saya tentang dunia orang dewasa. Karena pada saat membaca novel tersebut saya masih duduk di bangku SMP. 

Sejak itu hampir semua buku karya Nh.Dini saya lahap. Baik di perpustakaan sekolah maupun di perpustakaan daerah yang saya kunjungi. Bisa dikatakan bahwa buku-buku karya Nih. Dini mengiringi masa-masa remaja saya. 

dokpri
dokpri
Ketika sudah bisa mencari penghasilan sendiri alias bekerja, satu per satu saya mulai membeli buku-buku karya Nh. Dini. Kalau bisa mendapatkan yang edisi lawas tentu saya pilih yang lawas. Tetapi jika tidak, buku edisi cetak ulang pun tak mengapa. Setidaknya saya memilki buku tersebut untuk koleksi. Sebagai kenang-kenangan. 

Sebagai seorang penggemar tentu saja ada keinginan untuk suatu saat nanti bisa berjumpa dengan idolanya. Sayang sebelum niat tersebut terwujud, Tuhan telah memanggilnya pulang. Sedih. Tentu saja. Tak hanya saya. Seluruh rakyat Indonesia pasti merasa kehilangan. Kehilangan seorang tokoh sastra dan pengarang perempuan yang hebat, yang dipunyai Indonesia. 

Dengan segenap perasaan saya haturkan "Selamat jalan Bu Dini." Engkau adalah sosok pengarang perempuan yang sangat inspiratif. Saya sungguh merasa kehilangan sosokmu. Kini engkau telah pergi. Tetapi karya-karyamu tetap abadi di hati. Kini, nanti dan selamanya. (EP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun