Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Mengenal Cara Makan Adat Tradisi Belitung di Rumah Makan Kampung Belitung

3 November 2018   18:36 Diperbarui: 3 November 2018   18:51 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menikmati makanan atau jajanan khas dari suatu daerah yang dikunjungi, merupakan bagian dari sebuah perjalanan yang tidak boleh dilewatkan. 

Contohnya pada saat jalan-jalan ke Yogyakarta. Gudeg dan bakpia yang menjadi makanan khas kota ini tentu bukan sesuatu yang asing lagi. Teman-teman tentu sudah pernah merasakan makanan tersebut meskipun belum pernah ke Yogyakarta. 

Tetapi pada saat jalan-jalan ke sana, rasanya ada yang kurang jika tidak merasakan makan gudeg di kota aslinya. Inilah yang membuat acara jalan-jalan selalu diisi dengan kegiatan kuliner. Kegiatan yang saling melengkapi.

Untuk para pemilik usaha rumah makan atau sejenisnya, ini menjadi peluang yang harus dikembangkan dan dicermati.  Agar pengunjung yang datang tidak hanya sekadar makan, selesai lalu pulang. Tetapi harus ada sesuatu yang didapatkan. 

Hal inilah yang saya temui ketika jalan-jalan ke Pulau Belitung. Di salah satu rumah makan yang disinggahi, yaitu Rumah Makan Kampung Belitung. Saya jadi mengetahui cara makan Adat Tradisi Belitung. Namanya Makan Bedulang.

Seperti apa sih makan bedulang itu? Kenapa disebut bedulang? Dari cerita yang disampaikan oleh si mba guidenya, bedulang itu diambil dari kata dulang yang artinya nampan. Jadi dalam makan bedulang, makanan yang disajikan diletakkan dalam satu nampan untuk kapasitas 4 orang.

Dalam adat tradisi Belitung jaman dahulu,  cara makan seperti ini yang biasanya dilakukan. Biasanya satu nampan itu untuk ayah, ibu dan dua anaknya. Kalau dalam satu keluarga jumlahnya lebih dari empat orang, maka ada nampan lagi yang harus disajikan. Yang kapasitas tiap nampan adalah untuk empat orang. Begitu seterusnya.

Isi dari tiap nampan berupa nasi, sayur dan lauk pauk. Sedangkan cara menyajikannya adalah sebagai berikut:

- Anak perempuan mengambilkan makanan untuk sang ayah sesuai dengan makanan yang disukai si ayah. Jadi bukan ibu yang melayani makanan si ayah.

- Selanjutnya si anak perempuan tersebut bergantian melayani sang ibu.  Jadi orangtua yang lebih dahulu diutamakan. 

- Setelah itu bergantian si kakak dan adik saling melayani. Jika si anak perempuan tadi merupakan anak tertua, maka ia gantian dilayani oleh sang adik yang lebih muda. Begitu seterusnya mengikuti urutan umur. Intinya yang muda melayani yang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun