Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Perjuangan dalam Memburu Tabloid Bola Edisi Terakhir

26 Oktober 2018   18:37 Diperbarui: 26 Oktober 2018   20:03 1610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di perjalanan, saya berpikir keras sambil mengingat-ingat tempat agen koran dan majalah yang pernah saya datangi. Tiba-tiba teringat salah satu agen yang  belum saya kunjungi. Meluncurlah saya ke sana dengan penuh harapan. Karena biasanya saya selalu mendapatkan apa yang saya cari di sana.

Tetapi begitu tiba di sana, jawaban yang saya terima sama. "Sudah habis." Duh, semakin galau perasaan saya. "Dimana lagi ya Pak ada agen koran?" tanya saya. "Oh, coba saja masuk ke dalam sana."

"Di ujung jalan sebelah kanan ada tuh. Barangkali masih ada koran yang Eneng cari?" kata si bapak penjual koran sambil menunjukkan arah yang dimaksud.

Dengan semangat '80-an, saya bergegas meluncur ke arah yang dimaksud si bapak. Sambil komat-kamit mengucapkan doa pengharapan. Begitu tiba ditempat yang dimaksud, saya langsung jelalatan mencari koran yang saya inginkan. 

"Nyari apa Neng?" tanya si abangnya. "Itu Bang! Tabloid Bola," kata saya dengan perasaan senang begitu melihat apa yang saya cari. "Oh, ini. Tinggal satu nih Neng," sahut si abangnya sambil melihat harga yang tertera. 

Sebelum si abangnya menyebutkan harga, saya segera menyodorkan uang. "Ini Bang uangnya. Enggak usah kembali," kata saya dengan perasaan tak sabar. Sebab si abangnya lambat sekali melayani. Sementara saya sudah tak sabar ingin meraih Tabloid Bolanya.

Begitu sudah saya terima, betapa berbunganya hati ini. Yeaaahh... akhirnya dapat juga. Sesampainya di rumah, saya kabari kawan di luar kota yang memiliki minat yang sama. Ternyata dia belum mendapatkannya. "Sulit. Sudah kehabisan terus," ujarnya. 

Wah, saya jadi merasa prihatin. Karena tahu bagaimana perjuangan untuk mendapatkan Tabloid Bola edisi penutup ini. Tidak mudah. Sayang tempat saya membeli tadi itu tinggal satu-satunya. Kalau tidak, tentu saya akan kembali ke sana untuk membelinya lagi. 

Kawan saya berusaha membeli secara online, tetapi belum ada kabar. Semoga saja usahanya berhasil. 

Inilah perjuangan kami sebagai pembaca setia. Berusaha mendapatkannya sampai berkeringat-keringat dan berdebu-debu. (EP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun