BAPETEN. Bagi Anda yang bepergian ke daerah Glodok, Asemka hingga Kota Tua melalui Harmoni, tentu tidak asing dengan nama BAPETEN. Â Gedung BAPETEN menjulang dengan gagahnya di Jalan Gajah Mada No.8, Jakarta. Jadi Anda yang dari arah Harmoni sudah pasti melintasi gedung ini. Atau mungkin pernah berdiri di depan gedung BAPETEN tanpa disadari.
Selintasan saja melihatnya, lalu tak pernah melihat atau mendengar berita tentang BAPETEN di media sosial, radio dan televisi. Maka nama BAPETEN pun oleh sebagian besar masyarakat dianggap angin lalu. Berlalu begitu saja. Tanpa mengetahui bahwa peranannya sangat vital di dalam kehidupan masyarakat dan negara.
Apa itu BAPETEN
BAPETEN kepanjangannya adalah Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Merupakan Lembaga non Kementerian yang di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden. Didirikan tanggal 8 Mei 1998 dan mulai berfungsi pada tanggal 4 Januari 1999.
Secara keseluruhan tugas BAPETEN melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia. Melalui peraturan perundangan, perizinan dan inspeksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Berikut adalah arti dari lambang BAPETEN:Â
1. Lambang Garuda Pancasila merupakan lambang negara yang menyimbolkan bahwa BAPETEN merupakan lembaga negara.
2. Warna dasar putih sebagai lambang pengawas dimaknai dengan suatu warna yang suci dan ketulusan serta menunjukkan independensi dalam melaksanakan suatu tugasnya.
3. Lingkaran berwarna hitam mengandung makna sebagai warna yang elegan, klasik serta warna yang mampu dipadukan dengan warna apapun. Artinya tugas BAPETEN mampu menyesuaikan diberbagai bidang baik industri, kesehatan, lingkungan bahkan pertahanan.
4. Lingkaran kecil di dalam, melambangkan individual yang profesional. Lingkaran  tebal di luar, melambangkan lembaga sebagai satu kesatuan yang harus sejalan. Sekaligus lingkaran merupakan pelindung negara dari penyimpangan dan penyalahgunaan dari pemanfaatan radioaktif di Indonesia.
5. Inti atom merupakan simbol dari pengawasan yang BAPETEN awasi.
Cikal Bakal Lahirnya BAPETEN
Dibandingkan dengan nama BAPETEN, masyarakat lebih mengenal nama Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Sebab keberadaan BATAN memang lebih awal dibandingkan BAPETEN.Â
Pada tahun 1954 Indonesia membentuk Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet. Yaitu melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari ujicoba nuklir di lautan Pasifik.
Melalui Peraturan Pemerintah No.65 Tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Berdasarkan UU No.31 Tahun 1964.Â
Untuk lebih meningkatkan penguasaan dibidang IPTEK Nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut dibangun pula beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar diberbagai pusat penelitian. Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Atom GAMA, Yogyakarta (1967) dan Reaktor Serba Guna 30MW (1987).
Dengan perubahan paradigma, pada tahun 1997 ditetapkan UU No.10 tentang ketenaga nukliran yang di antaranya mengatur pemisahan unsur Pelaksana Kegiatan Pemanfaatan Ketenaganukliran (BATAN) dengan unsur Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Inilah yang mendasari terbentuknya BAPETEN.
BAPETEN dan Kaitannya dengan Nuklir
Istilah nuklir selalu tentang perang dan bom. Padahal nuklir merupakan teknologi yang canggih dan bermanfaat besar bagi kehidupan masyarakat. Baik secara sosial maupun ekonomi.Â
Masyarakat masih banyak yang berpandangan negatif dan takut dengan dampak yang diakibatkan dari penggunaan teknologi nuklir. Meski sesungguhnya teknologi nuklir sudah banyak digunakan di Indonesia. Masyarakat awam tidak menyadari hal tersebut sebab tidak bersentuhan langsung, tapi produknya bisa dinikmati.Â
Manfaat nuklir bisa menghidupkan perekonomian dan industri nasional. Melalui iradiasi terhadap produk-produk pangan. Dengan iradiasi, makanan tidak akan busuk dalam waktu yang lama, 6-12 bulan.  Beberapa  makanan  sudah tersentuh  teknologi  ini, seperti pengawetan rendang, gudeg dan sayur-mayur yang akan diekspor.Â
Menurut Hendriyanto Hadi Tjahyono, Sekretaris Utama BAPETEN, proses iradiasi itu tidak ada efeknya terhadap manusia. Penggunaan tenaga nuklir berfungsi mematikan kuman dan bakteri. Jenis radiasi yang digunakan adalah X-ray dan Gamma ray. Semua akan aman selama dosisnya diatur dan tidak berlebihan. BATAN telah melakukan penelitian dan kajian mengenai takaran dosis yang aman. Itu bisa menjadi patokan bagi industri. Jadi tidak sembarangan.
Kaitan BAPETEN dengan Keamanan Nasional dan Dunia
BAPETEN memiliki Indonesia Centre of Excellence on Nuclear Security and Emergency Preparedness (I-CoNSEP) yang merupakan wadah koordinasi antar lembaga dalam penanganan isu-isu terkait keamanan nuklir maupun kesiapsiagaan nuklir.
I-CoNSEP memiliki sumber daya manusia yang handal untuk menangani permasalahan keselamatan dan keamanan nuklir. Bahkan membantu negara lain dalam mengembangkan isu dan keselamatan nuklir di negara bersangkutan.
1 . Lokasi pertandingan olahraga
2 . Pertemuan Internasional
3 . Lokasi konser musik
4 . Lokasi pameran
5 . Fasilitas penting seperti bandara, pelabuhan, hotel dan lain-lain
Beberapa rambu pun dipasang dan dikenalkan kepada masyarakat luas agar mereka paham.
Namun demikian BAPETEN tidak dapat bekerja sendiri. Peran aktif masyarakat  diperlukan untuk membantu fungsi pengawasan agar pemanfaatan IPTEK nuklir dapat selamat, aman dan memberikan kesejahteraan. Â
"Nuklir...., jangan takut. Kan ada BAPETEN yang mengawasi, jadi aman deh."Â
Sumber : www.bapeten.go.id
          www.batan.go.id
          Buletin BAPETEN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H