Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

BAPETEN, Nuklir dan Kita

29 September 2018   06:07 Diperbarui: 29 September 2018   12:52 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

5. Inti atom merupakan simbol dari pengawasan yang BAPETEN awasi.

Cikal Bakal Lahirnya BAPETEN

Dibandingkan dengan nama BAPETEN, masyarakat lebih mengenal nama Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Sebab keberadaan BATAN memang lebih awal dibandingkan BAPETEN. 

Pada tahun 1954 Indonesia membentuk Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet. Yaitu melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari ujicoba nuklir di lautan Pasifik.

Melalui Peraturan Pemerintah No.65 Tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Berdasarkan UU No.31 Tahun 1964. 

Untuk lebih meningkatkan penguasaan dibidang IPTEK Nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut dibangun pula beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar diberbagai pusat penelitian. Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Atom GAMA, Yogyakarta (1967) dan Reaktor Serba Guna 30MW (1987).

Dengan perubahan paradigma, pada tahun 1997 ditetapkan UU No.10 tentang ketenaga nukliran yang di antaranya mengatur pemisahan unsur Pelaksana Kegiatan Pemanfaatan Ketenaganukliran (BATAN) dengan unsur Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Inilah yang mendasari terbentuknya BAPETEN.

BAPETEN dan Kaitannya dengan Nuklir

Istilah nuklir selalu tentang perang dan bom. Padahal nuklir merupakan teknologi yang canggih dan bermanfaat besar bagi kehidupan masyarakat. Baik secara sosial maupun ekonomi. 

Masyarakat masih banyak yang berpandangan negatif dan takut dengan dampak yang diakibatkan dari penggunaan teknologi nuklir. Meski sesungguhnya teknologi nuklir sudah banyak digunakan di Indonesia. Masyarakat awam tidak menyadari hal tersebut sebab tidak bersentuhan langsung, tapi produknya bisa dinikmati. 

bapeten.go.id
bapeten.go.id
Teknologi nuklir biasa digunakan dalam berbagai bidang, antara lain, medis, farmasi, industri nondestructive test (NDT), pertambangan minyak dan gas, serta peralatan keamanan. Untuk keamanan bisa ditemui pada alat-alat untuk mendeteksi penyelundupan narkotika dan zat radioaktif di bandara dan pelabuhan. Hanya, fungsinya berbeda dengan alat pendeteksi barang dan logam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun