Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Napak Tilas Rengasdengklok Menegaskan Peran Pemuda Mempercepat Proklamasi Kemerdekaan

13 Agustus 2018   22:18 Diperbarui: 13 Agustus 2018   22:27 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya malam itu sampai dini hari mereka rapat untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia yang harus dilaksanakan secepatnya. Soekarno menulis teks proklamasi dengan tulisan tangan. Lalu menunjukkannya kepada hadirin di sana untuk mendapatkan masukan. Setelah melalui beberapa perubahan. Akhirnya selesailah naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Naskah ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Sayuti Melik diminta untuk mengetik naskah tersebut. Tempat pelaksanaan pun sudah ditentukan yakni di Jalan Pegangsaan Timur 56. Bukan di lapangan IKADA seperti rencana semuala.

Jumat, 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB akhirnya proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan. Sakti Alamsyah mengabarkan berita tersebut melalui radio dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Mulai detik itu Indonesia terbebas dari belenggu penjajahan. Telah lahir Indonesia baru yang merdeka dan berdaulat.

Penjelasan mengenai peristiwa menuju kemerdekaan Indonesia menunjukkan, bahwa sifat ketidaksabaran golongan pemuda saat itu justru mempercepat proses kemerdekaan Indonesia. 

Golongan tua yang senantiasa banyak pertimbangan, dalam peristiwa tersebut memang membuat golongan muda tak sabar. Kesimpulannya, segala sesuatu ketika ditempatkan sesuai kapasitasnya tentu menghasilkan sesuatu yang baik. Itulah yang terjadi dengan sifat tak sabarannya golongan muda saat itu.

dokpri
dokpri
Usai melihat-lihat rumah Rengasdengklok, rombongan diajak menyusuri tepian sungai untuk melihat lokasi awal rumah bersejarah Rengasdengklok. Lalu berlanjut menuju tugu kebulatan tekad.

dokpri
dokpri
Setelah beristirahat sejenak di sekitar tugu, rombongan kembali ke bus masing-masing. Kami kembali ke Jakarta dengan pikiran masing-masing terkait peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kurang lebih dua jam perjalanan, akhirnya rombongan tiba kembali di Munasprok. Tuntas sudah Napak Tilas Rengasdengklok kali ini. Ada banyak kisah yang sudah kami dengar. Bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hadiah dari Jepang, itu bohong besar. Kemerdekaan Indonesia diraih dengan susah payah oleh para tokoh nasional, golongan tua dan muda. Jadi harus dipertahankan sampai titik darah penghabisan. Dengan segenap jiwa dan raga. (Denik)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun