Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ketika Sepak Bola, Suporter, dan Hijaber Berpadu, Muncullah Kreativitas Baru

7 Juli 2018   19:40 Diperbarui: 7 Juli 2018   23:33 2321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SEPAK BOLA. Cabang olahraga satu ini pesonanya memang luar biasa. Tak hanya digemari oleh kaum Adam. Tapi juga oleh kaum Hawa. Dari rakyat biasa sampai pejabat tinggi banyak yang tergila-gila dengan cabang olahraga sepak bola. Terutama sepak bola dunia yang para pemainnya seolah memiliki magnet, yang mampu menghipnotis penonton.

Laki-laki, perempuan, tua, muda, kaya, miskin. Semua bisa menyatu dan membaur dalam satu kata, yakni suporter. Ketika sudah menjadi suporter salah satu klub sepak bola yang disukai, tak ada yang dipikirkan kecuali memberi dukungan bagi kemenangan tim. Bagi ke eksisan tim yang didukung.

Dalam kancah nasional dan internasional, banyak klub sepak bola yang memilki suporter fanatik. Segala hal mereka (suporter) lakukan demi mendukung tim kesayangannya. Mulai dari mengikuti kemana pun tim kesayangannya bertanding, sampai  atribut tim yang selalu melekat di tubuh mereka dengan segala macam bentuk. Dari yang biasa sampai yang luar biasa aneh. Intinya mereka ingin menunjukkan,"Ini loh saya suporter tim...."

Kefanatikan suporter tentu bukan tanpa sebab. Bisa karena menyukai aksi individu pemain yang begitu bagus. Permainan tim yang sangat hebat. Atau karena berasal dari daerah yang sama. Apapun alasannya kehadiran suporter sangatlah berpengaruh bagi sebuah tim. Dukungan suporter menjadi amunisi yang mampu membangkitkan semangat yang sudah padam.

Dokpri
Dokpri
Sebagai salah satu orang yang bisa disebut sebagai suporter sepak bola. Saya begitu menggandrungi klub sepak bola asal Italia, AC Milan. Apalagi ketika AC Milan sedang jaya-jayanya. Sedang hebat-hebatnya. Baik di era Marco Van Basten atau era Kaka. AC Milan menjadi klub yang sangat disegani oleh lawan. Banyak mantan pemain Milan yang namanya begitu melegenda bahkan setelah mereka gantung sepatu. Sebut saja Franco Baresi dan Paolo Maldini.

Sebagai seorang suporter, selain mendukung tim kesayangan saat berlaga. Inginnya seluruh dunia juga menoleh dan mengatahui kalau saya seorang Milanisti. Sebutan bagi suporter AC Milan. Ketika kondisi diri masih terbuka alias belum berhijab. Mudah saja untuk menunjukkan identitas tersebut. Selain mengenakan kaos, ikat kepala menjadi penanda yang rasanya paling mantap dan keren, sebab bisa terlihat dengan jelas.  

Lalu bagaimana setelah hidayah menghampiri? Diri ini sudah harus tertutup dari ujung kepala sampai ujung kaki? Apakah kegemaran akan olahraga sepak bola tertutup juga aksesnya? Tentu tidak. Selama tidak menyalahi aturan yang sudah ditentukan dalam agama yang diyakini. Salah satunya yang terkait dengan jilbab. 

Jika dulu masih dalam kondisi tubuh terbuka, bisa mengenakan topi atau ikat kepala selain kaos. Setelah berjilbab rasanya saya kurang cocok alias tidak suka yang ribet seperti itu. Tapi saya tetap ingin menunjukkan atribut seorang suporter. Sebagai Milanisti. Maka tercetuslah ide membuat sesuatu yang menunjukkan jati diri seorang suporter sepak bola.

Saya pun menghiasi jilbab putih dengan bordiran logo klub AC Milan dan menghias tepi jilbab dengan warna khas AC Milan, merah hitam. Jadi tak perlu atribut lain di kepala, orang sudah tahu bahwa saya Milanisti hanya dengan melihat jilbab yang saya kenakan. Keren bukan? Menurut saya.

Jadi menurut saya jilbab tak menghalangi hobi dan kegemaran kita akan suatu hal. Selama tidak melanggar ketentuan agama yang sudah digariskan. Tinggal bagaimana kita bisa kreatif berkreasi saja. Maka hobi yang dijalani tetap bisa dijalani dengan happy. (EP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun