Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Belitung dan Keberuntungan Saya Setelah 10 Tahun Berlalu

6 Juni 2018   15:36 Diperbarui: 14 Juni 2018   04:47 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika film Laskar Pelangi dirilis pada 26 September 2008, saya langsung memasukkan Belitung dalam daftar "Impian Perjalanan" usai menonton film tersebut. Belitung yang menjadi latar dan lokasi film Laskar Pelangi telah membuat saya jatuh hati. Riri Riza sang sutradara film dan Salman Aristo sang penulis skenario mampu memvisualkan novel karya Andrea Hirata dengan sangat baik. Saya terharu mengikuti jalan cerita film tersebut. Merasa kagum dengan sosok Bu Muslimah, tokoh ibu guru yang diperankan sangat baik oleh aktris Cut Mini. Dan tentu saja terpesona pemandangan Belitung yang tersuguh dalam layar.

Tapi dalam perjalanan mewujudkan mimpi  itu, selalu saja ada kesibukan yang membuat segalanya tertunda. Mulai dari jadwal libur yang berbarengan dengan acara keluarga atau kedatangan tamu, sampai adanya pekerjaan di luar kota. Namun saya yakin suatu hari nanti pasti akan menjejakkan kaki di Pulau Belitung. Negeri Laskar Pelangi.

Kabar Bahagia

Dan benar saja. Mimpi itu pun terwujud pada bulan April 2018. Tanpa rencana dan tanpa diduga. Setelah 10 tahun mencanangkan mimpi ke Belitung. Akhirnya saya menjejakkan kaki juga di sana. Wow... lumayan lama juga ya? Itulah mimpi. Bisa terwujud dalam waktu dekat bisa juga lama . Bahkan bisa saja diganti. Semua terserah bagaimana Sang Ilahi berkehendak.

Saat itu saya sedang mempersiapkan keberangkatan menuju Malaysia, ketika tiba-tiba mendapat pesan WhatsApp yang membuat saya melongo tak percaya. "Mba, mau ke Belitung enggak tanggal sekian sampai sekian?" Tentu saja dengan mantap saya jawab,"Mauuuuu...." Ini kan mimpi saya. Bagaimana mungkin saya tolak.  "Kalau begitu segera siapkan berkas-berkas yang dibutuhkan. Nanti aku WA lagi gimana-gimananya."

Maka begitulah. Sepulang dari Malaysia saya segera mempersiapkan segala sesuatunya untuk keberangkatan ke Belitung.

Menjejakkan Kaki di Belitung

Begitu pesawat yang saya tumpangi mendarat di Bandara H A.S Hanandjoedin, saya masih tak percaya. "Wow...Belitung!" Selanjutnya saya mengikuti rangkaian acara yang sudah disiapkan panitia selama empat hari di sana.

Meski sudah lewat 10 tahun sejak film Laskar Pelangi dirilis sampai saat ini, tapi keindahan Pulau Belitung tak berubah. Terutama daerah-daerah yang menjadi lokasi syuting film tersebut seperti Pantai Tanjung Tinggi. Biru dan jernihnya air laut yang dikunjungi membuat diri ini ingin segera berenang-renang di sana. Tak salah jika Belitung dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Beruntungnya Saya

Salah satu tempat dari sekian banyak tempat yang dikunjungi selama di Belitung adalah Replika Sekolah Laskar Pelangi. Di sinilah keberuntungan saya diawali. Yaitu bertemu dengan Ibu Muslimah yang asli. Sosok ibu guru yang begitu menginspirasi. Yang dalam filmnya diperankan sangat baik oleh Cut Mini. Sungguh peristiwa yang tidak saya duga sama sekali. Sebab ini sudah 10 tahun berlalu sejak film Laskar Pelangi meledak dan melangitkan tokoh-tokoh terkait. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Saya merasa sangat beruntung. Allah sungguh baik karena mewujudkan mimpi saya beserta bonus yang tak terduga. Bukan hanya itu, di sini saya juga menyaksikan Kabaret Film Laskar Pelangi. Kabaret yang yang rupanya sudah dicanangkan sebagai salah satu acara dalam Belitung Festival Internasional. Saya menjadi salah satu penonton pertama pertunjukan Kabaret tersebut. Wow...!

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Tak hanya itu. Ketika mengunjungi beberapa pulau di sana. Di salah satu pulau, tepatnya di Pulau Batu Berlayar. Saya bisa bermain-main dengan bintang laut. Ini pemandangan yang sangat jarang saya temui. Wajar jika saya merasa beruntung karenanya. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Dari perjalanan selama empat hari di Belitung. Banyak hal yang saya dapatkan. Namun satu yang menjadi catatan. Bahwa jangan takut bermimpi. Tentang apa saja. Yakinlah bahwa mimpi-mimpi kita itu didengar dan diaamiinkan oleh malaikat. Jadi tinggal kesabaran kita saja salah satu ujian yang mesti dihadapi. (EP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun