Mohon tunggu...
Deni Hardiana
Deni Hardiana Mohon Tunggu... Guru - SDN Tresnaraja

Deni Hardiana, S.Pd.SD. Lahir di Bandung, 10 Dessember 1981. Guru Penggerak angkatan 11 asal Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat adalah lulusan S1 PGSD UT 2012. Menjadi guru pada tahun 2004 menjadi honorer selama 10 tahun, kemudian di angkat menjadi guru PNS pada tahun 2014 di SDN 2 CIsomang Kec. Cikalongwetan Kab. Bandung Barat Jawa Barat, selanjutnya mutasi Ke SDN Tresanaraja ini sudah berjalan 5 tahun. Sampai saat ini masa kerja sebagai guru adalah 15 tahun. Selain menjadi seorang guru, Saya aktif dalam Organisasi pendidikan yaitu menjadi pengurus PGRI Cabang Kecamatan Cikalongwetan Periode 2022-202. Dan juga merupakan Sekretraris kwarran Kecamatan Cikalongwetan periode 2022-2025

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Budaya Positif di Sekolah

14 Agustus 2024   14:32 Diperbarui: 14 Agustus 2024   14:41 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aksi Nyata CGP Modul 1.4: Membangun Budaya Positif di Sekolah

Program Guru Penggerak (CGP) dirancang untuk mencetak guru-guru yang tidak hanya kompeten dalam mengajar, tetapi juga mampu menjadi pemimpin perubahan di sekolah mereka. Salah satu modul yang penting dalam program ini adalah Modul 14, yang membahas tentang *Budaya Positif*. Modul ini menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan seluruh warga sekolah.

### Apa itu Budaya Positif?

Budaya positif di sekolah merujuk pada atmosfer atau iklim yang kondusif bagi perkembangan semua pihak yang terlibat, termasuk siswa, guru, staf, dan orang tua. Ini adalah budaya di mana nilai-nilai seperti saling menghargai, kerjasama, tanggung jawab, dan keadilan menjadi landasan utama. Ketika budaya positif terwujud, sekolah menjadi tempat yang menyenangkan dan aman untuk belajar dan berkembang.

### Mengapa Budaya Positif Penting?

1. **Meningkatkan Kesejahteraan Siswa:** Siswa merasa dihargai dan didukung, yang berdampak positif pada kesehatan mental dan emosional mereka. Mereka menjadi lebih termotivasi untuk belajar dan terlibat dalam kegiatan sekolah.

2. **Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran:** Lingkungan yang positif membantu siswa fokus dan memahami materi pembelajaran dengan lebih baik. Konflik berkurang, dan interaksi antara siswa dan guru menjadi lebih harmonis.

3. **Membangun Karakter:** Budaya positif mendorong pengembangan karakter siswa. Nilai-nilai seperti integritas, tanggung jawab, dan kerja sama menjadi bagian dari keseharian mereka.

### Langkah-Langkah Nyata Membangun Budaya Positif

1. **Menyusun Keyakinan Kelas Bersama Siswa:** Guru dapat mengajak siswa untuk berpartisipasi dalam menyusun aturan kelas. Ini membantu siswa merasa memiliki tanggung jawab terhadap aturan yang mereka buat, dan lebih memotivasi mereka untuk mematuhinya.

2. **Penerapan Segitiga Restitusi: Segitiga restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahannya sehingga karakter mereka lebih kuat ketika kembali pada kelompoknya. Restitusi memberikan kesempatan kepada murid untuk disiplin positif, memulihkan diri dari kesalahan sehingga memiliki tujuan yang jelas.

3. **Penguatan Positif:** Memberikan apresiasi dan penghargaan terhadap perilaku positif siswa. Ini dapat berupa pujian lisan, penghargaan kecil, atau pengakuan di depan kelas. Penguatan positif membantu siswa merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk terus berperilaku baik.

4. **Melibatkan Orang Tua:** Mengajak orang tua untuk terlibat dalam kegiatan sekolah dan mendukung pembentukan budaya positif di rumah. Ini bisa dilakukan melalui pertemuan rutin, workshop, atau program kolaboratif antara sekolah dan keluarga.

5. **Peningkatan Kompetensi Guru:** Guru harus terus meningkatkan kompetensi mereka dalam mengelola kelas dan membangun hubungan yang positif dengan siswa. Program pelatihan atau lokakarya tentang manajemen kelas, komunikasi efektif, dan pendekatan restoratif bisa sangat bermanfaat.

### Contoh Aksi Nyata di Sekolah

Di SDN Tresnaraja sebuah sekolah dasar menerapkan beberapa langkah berikut untuk membangun budaya positif:

1. **Sosialisasi dengan Siswa:** Setiap pagi, sebelum pelajaran dimulai, guru mengadakan sosialisasi sederhana dengan siswa untuk membicarakan harapan hari itu dan mendiskusikan masalah yang mungkin muncul. Ini membantu menciptakan suasana yang terbuka dan saling menghargai.

2. **Program "Sahabat Sejati":** Siswa didorong untuk saling mendukung melalui program "Sahabat Sejati," di mana setiap siswa memiliki teman yang mereka bantu dan dukung selama seminggu penuh.

3. **Papan Apresiasi:** Guru membuat papan apresiasi di kelas, di mana siswa bisa menulis ucapan terima kasih atau pujian untuk teman-teman mereka. Ini memperkuat hubungan positif antar siswa.

4. **Kolaborasi dengan Orang Tua:** Guru rutin berkomunikasi dengan orang tua untuk memberikan laporan perkembangan anak dan mendiskusikan cara-cara untuk mendukung pembentukan budaya positif di rumah.

### Kesimpulan

Membangun budaya positif di sekolah adalah tanggung jawab bersama yang melibatkan seluruh warga sekolah, termasuk guru, siswa, staf, dan orang tua. Melalui aksi nyata seperti penyusunan aturan bersama, penerapan pendekatan restoratif, penguatan positif, serta kolaborasi dengan orang tua, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan semua pihak. Guru Penggerak memiliki peran penting dalam memimpin perubahan ini, memastikan bahwa budaya positif menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari di sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun