Secara umum struktur – struktur yang ada di Zona Kendeng berupa : 1. Lipatan Lipatan yang ada pada daerah Kendeng sebagian besar berupa lipatan asimetri bahkan beberapa ada yang berupa lipatan overturned. Lipatan – lipatan di daerah ini ada yang memiliki pola en echelon fold dan ada yang berupa lipatan – lipatan menunjam. Secara umum lipatan di daerah Kendeng berarah barat – timur. 2. Sesar Naik Sesar naik ini biasa terjadi pada lipatan yang banyak dijumpai di Zona Kendeng, dan biasanya merupakan kontak antar formasi atau anggota formasi. 3. Sesar Geser Sesar geser pada Zona Kendeng biasanya berarah timur laut- barat daya dan tenggara -barat laut. 4. Struktur Kubah Struktur Kubah yang ada di Zona Kendeng biasanya terdapat di daerah Sangiran pada satuan batuan berumur Kuarter. Bukti tersebut menunjukkan bahwa struktur kubah pada daerah ini dihasilkan oleh deformasi yang kedua, yaitu pada Kala Plistosen.
Naga Tidur, Penjaha Keseimbangan Kendeng
Dipetik dari: http://tanahair.kompas.com/read/2013/04/16/16285419/Naga.Tidur..Penjaga.Keseimbangan.Kendeng.
Puluhan anak bertopeng naga dan barongan bermain di antara batu kapur dan pepohonan jati di lereng Pegunungan Kendeng Utara, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Blora, Jawa Tengah. Sesekali, wajah topeng mereka berhadapan dan diadu. Yang terdesak lalu bersembunyi untuk mengatur strategi dan melawan kembali. Tak jarang mereka menari-nari sambil menggerakkan mulut topeng kayu hingga terdengar tak-tak-tak.... Itulah salah satu permainan tradisional nagaraja dan barongan di kawasan itu.
Permainan itu menunjukkan pertarungan naga atau nagaraja dan singa barong, yang merupakan mitos masyarakat di lereng Pegunungan Kendeng Utara. Mereka meyakini pegunungan yang membentang mulai dari Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, hingga Kabupaten Tuban, Jawa Timur, merupakan nagaraja yang tengah tidur. Sementara hutan-hutan jati di sekitar pegunungan itu dijaga singa barong, sang raja hutan. Mereka akan marah jika keseimbangan alamnya terusik.
Pabrik Semen
”Kalau Pegunungan Kendeng terus diusik, nagaraja akan bangun dan menghakimi mereka yang merusak tempat tinggal tersebut. Begitu pula jika hutan dijarah habis-habisan, singa barong akan mengejar penjarahnya. Demikian pesan pelestarian alam yang dikisahkan turun-temurun. Sayangnya, kisah itu jarang terdengar dan bergaung lagi,” tutur seniman patung kayu dan batu Pegunungan Kendeng Utara, Punky Adi Sulistyo (42), di Blora, Selasa (26/2).
Pesan pelestarian alam itu kini muncul karena Pegunungan Kendeng Utara merupakan ruang yang menghidupi masyarakat di kawasan pegunungan kapur dan karst, yang menyimpan potensi alam sangat besar, terutama air. Namun, sebagai ruang hidup masyarakat, kawasan itu telah terusik menyusul munculnya rencana pembangunan pabrik semen dan penambangan batu gamping dan kapur berskala besar di kawasan itu.
”Naga dan singa barong itu sekarang tak lagi berupa mitos dan simbol keseimbangan lingkungan, tetapi mencerminkan masyarakat Pegunungan Kendeng Utara yang menjaga keseimbangan alam,” kata aktivis Lembaga Kajian Budaya dan Lingkungan Pasang Surut Blora, Eko Arifianto.
Potensi Pegunungan Kendeng Utara itulah yang jadi alasan sebagian besar masyarakat untuk mempertahankan tanah air sumber hidup mereka sebagai ruang kehidupan abadi.
Ribuan tahun lalu