Mohon tunggu...
Deni Darmawan
Deni Darmawan Mohon Tunggu... Dosen - Ikatlah Ilmu Dengan Tulisan - silahkan berkunjung ke www.denidarmawan.id

- Penulis Buku Menulis itu Gampang, Kreativitas Menulis Kaum Rebahan, Legenda Sang Dakwah - Penulis buku dan artikel populer di Media Massa - Nominator dan Penerima Hibah Penelitian Kemenag RI Moderasi Beragama tahun 2021. - Dosen dan Tutor Online Agama Islam Univ. Pamulang dan Univ. Terbuka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dasar Ilmu Pengetahuan di Masa Yunani

20 September 2022   11:28 Diperbarui: 20 September 2022   12:28 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deni Darmawan kembali memberikan kuliah Filsafat Ilmu pertemuan ke-2 dengan judul Perkembangan Ilmu di Zaman Yunani pada Rabu (14/9/2022) di kampus II Viktor lantai 5 ruang 521 Universitas Pamulang (Unpam). Pertemuan ini dihadiri 32 mahasiswa semester satu Prodi S1 Sastra Indonesia Unpam.

Deni menjelaskan, sebelum abad ke-6 SM bangsa Yunani lebih percaya mitos seperti takhyul, dongeng, kisah-kisah, dan cerita lainnya. "Kepercayaan pada masa itu membuat kegelisahan sebagian orang. Thales seorang filsuf yang mulai mempertanyakan kisah-kisah itu dan mulai mempertanyakan tentang alam. Thales mengatakan, bahwa alam ini sebagaian besar air," ungkap Deni yang juga mengampu matkul Penulisan Kreatif.

Tidak hanya Thales yang mempertanyakan akan esensi alam ini, ada juga Anaxmandros dan Heraklitos. " Anaxmandros dan Heraklitos mengatakan bahwa alam semestes itu keadaaan yang berubah. Api adalah pengubah dalam alam ini. Berbeda dengan filsuf lainnya, Permenides mengatakan bahwa alam tidak bergerak tetapi diam. Lain hal dengan pendapat Phytagoras, bahwa alam ini diukur dengan bilangan. 

Galileo pun demikian, alam ditulis dalam bahasa matematika. Thales menjadi bapak filsafat yang mempertanyakan alam ini, kemudian disusul oleh filsuf lainnya. Filsuf yang mengkaji tentang alam disebut filsuf alam," ujar Deni penuh antusias.

Ketidakpuasan terhadap filsuf alam melahirkan Kaum Sofis, kaum yang mengkaji tentang manusia yang menjadi ukuran kebenaran. "Tokoh Kaum Sofis seperti protagoras dan Gorgias. Pengaruh gerakan Kaum Sofis membangkitkan gairah berfilsafat. Bagi Kaum Sofis, pokok filsafat bukan alam melainkan manusia. Pendapat Kaum Sofis pun dibantah. Mereka menolak relativisme Kaum Sofis. Hal disampaikan oleh Socrates. Menurutnya, ada kebenaran yang bersifat obyektif. Socrates menawarkan kebenaran obyektif dengan metode dialog. Metode ini bisa menggali kebenaran obyektif dengan meminta pendapat dari berbagai kalangan. Dari hasil pendapat itu bisa diambil kesimpulan dan memperoleh kebenaran obyektif," terang Deni yang juga Pembimbing Kampus Unpam Mengaji.

Deni melanjutkan, bagi Socrates, pengetahun itu sangat berharga. Apalagi pengetahuan tentang diri-sendiri. "Socarates mengajak untuk bisa mengenali diri-sendiri dan potensi dalam diri. Plato sebagai murid Socrates mulai menulis ide-ide sang guru. Plato sudah mulai menggabungkan  filsafat alam dan filsafat manusia. Plato sudah bisa memberikan sintesa pemikiran pada filsuf alam. Plato juga mempunyai murid yang bernama Aristoteles," ungkap Deni.

Puncak kejayaan filsafat Yunani pada masa Aristoteles. "Aristoteles telah berhasil menemukan pemecahan masalah terkait filsafat. Aristoles mampu mempersatukan logika, matematika, fisika dan metafisika dalam satu sistem. Logika Aristoteles dalam menganalisis bahasa disebut silogisme. Silogisme terdiri dari tiga premis. Misalnya, semua manusia akan mati (premis mayor) atau bersifat umum. Plato seorang manusia (premis minor) bersifat khusus. Plato akan mati (koknklusi) sebuah kesimpulan. Itulah logika Aristoteles yang disebut logika deduktif," ungkap Deni.

Klasifikasi ilmu  secara teori dan praktis mampu dibagi oleh Aristoteles. "Teoritis seperti ilmu logika, metafisika, dan fisika. Secara praktis mencangkup etika, ekonomi dan politik. Pembagian ini menjadi pedoman di kemudian hari. Aristoteles mampu meletakkan dasar-dasar ilmu secara sistematis dan menggunakan metode ilmiah," tutup Deni.

Mahasiswa pun mencatat item-item yang dijelaskan oleh Deni Darmawan. Kemudian mahasiswa akan merusume dengan bahasanya sendiri dan dimuat di blog masing-masing. Dengan begitu, mahasiswa aktif mendengar, menyimak dan mampu melatih indranya untuk mencatat ilmu dan menumbuhkan naluri penulis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun