Deni melanjutkan, indikator ke-lima adalah memaafkan kesalahan orang lain. "Ini adalah habluminannas. Menjalin hubungan dengan manusia dengan saling memaafkan.Â
Meminta maaf mungkin mudah, tapi memaafkan itu biasanya sulit. Bagi orang bertakwa, memaafkan adalah sebuah cara agar hidupnya menjadi lebih indah tanpa dendam. Dibutuhkan kelapangan dada dan keluasan hati untuk memaafkan orang-orang yang selama ini selalu menyakiti kita. Hal ini juga dijelaskan dalam surat Ali Imran ayat 134," katanya.
Indikator ke-enam adalah selalu berbuat kebaikkan. "Orang yang bertakwa selalu gemar dan senang berbuat kebaikkan. Kebahagiaan orang lain adalah kebahagiaan untuk dirinya. Menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain adalah sebaik-baik manusia. Semua langkah dan gerak-geriknya sangat mudah ia lakukan, jika itu adalah kebaikkan dan memberikan kemaslahatan untuk orang banyak," ujar Deni yang menyelesaikan S2 Â di Institut PTIQ Jaksel.
Indikator terakhir adalah memelihara hubungan silaturahmi. "Orang yang bertakwa selalu suka menjaga dan memelihara hubungan silaturahmi. Mudik merupakan implementasi dari silaturahmi agar bisa menjaga dan memelihara hubungan dengan orang tua dan sanak saudara. Orang yang suka silaturahmi akan diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya," pungkas Deni yang juga mendapat penelitian hibah moderasi beragama tahun 2021 dari Kemenag RI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H