Lantas, apa tanda-tanda Lailatul Qadar itu? Tandanya bisa dilihat atau dirasakan dari gejala alam dan dirasakan dalam diri. Bahkan juga tidak dapat ia rasakan dan tidak mengetahui. Jika dilihat dari gejala alam, Ibnu Abbas radhiallahu'anhu berkata : Rasulullah Saw bersabda "Lailatul Qadar adalah malam yang tentram, tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin. Esok paginya sang surta terbit dengan sinar lemah berwarna merah"
Begitu juga dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ubay bin Ka'ab radhiallahu'anhu, Rasulullah Saw bersabda "Keesoakkan harinya malam Qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak tampan" (HR. Muslim). Dalam hadits Riwayat Muslim, dari Abu Hurairah RA berkata lain bahwa malam itu bulan nampak separuh bulatan atau berukuran separuh nampan.
Itulah tanda-tanda Lailatul Qadar yang bisa dilihat atau dirasakan dari gejala alam. Bahkan ada juga yang tidak melihat dan merasakan gejala alam. Lalu, bagaimana tanda Lailatul Qadar yang bisa kita rasakan bagi diri sendiri? Sebagian sahabat Nabi juga pernah terbawa alam mimpi. Dari sahabat Ibnu Umar RA bahwa ada beberapa sahabat Nabi Saw yang diperlihatkan Lailatul Qadar dalam mimpi 0leh Allah Swt pada 7 malam terakhir Ramadan. Kemudian Rasulallah berkata, "Aku melihat bahwa mimpi kalian tentang Lailatul Qadar terjadi pada 7 malam terakhir. Maka barang siapa yang mau mencarinya maka carilah pada 7 malam terakhir" (HR. Muslim).
Bahkan, ada pendapat lain, seseorang yang melakukan ibadah pada malam itu merasakan kelezatan dan kenikmatan dalam beribadah. Pada malam itu merasakan ketenangan hati, ketentraman dan kenikmatan dalam berdoa dan bermunajat kepada Allah Swt. Â Malam itu ia merasakan sebuah kelezatan dan kenikmatan dalam beribadah yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Jika ia berusaha untuk menghidupkan malam-malam itu dengan ibadah, memungkin ia mendapat Lailatul Qadar, meskipun ia tahu atau tanpa ia mengetahuinya.
Mari, kita siapkan strategi untuk mendapatkan malam kemuliaan itu. Kita istiqomahkan ibadah selama 30 hari Ramadan. Kita istiqomahkan salat wajib dan salat sunnah lainnya. Kita istiqomahkan membaca quran, bersedekah, i'tikaf, dan sebagainya. Allah cinta pada amal yang istiqomah walaupun cuma sedikit.
kesuksesan Ramadan adalah istiqomah melakukan amalan dibulan Ramadan di sebelas bulan ke depan dan menjadi pribadi takwa, yang senantiasa menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Penggemblengan nilai-nilai Ramadan selama sebulan akan tertanam kuat dan berbekas untuk kita mengarungi sebelum bulan ke depan sampai kita bertemu kembali dengan Ramadan yang akan datang. InsyaAllah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H