Oleh : Deni Darmawan, Dosen Universitas Pamulang dan Penulis Buku “Keajaiban Ramadan”
Masjid Al-Musyawarah Pondok Indah menggelar kultum sebelum salat tarawih dari awal hingga akhir Ramadan. Jadwal kultum pada malam ke-tiga Ramadan disampaikan oleh Deni Darmawan, M.Pd.I pada Selasa (5/4/2022) dengan judul “Ramadan sebagai pembentukkan diri pribadi mulia” di masjid Al-Musyawarah jalan Pinang Emas I No. 1A Pondok Indah Jakarta Selatan.
Dalam kultumnya, Deni menyampaikan keajaiban Ramadan. “ Bulan Ramadan bukan sembarang bulan, ini adalah bulan istimewa yang Allah pilih sebagai bulan penuh kemuliaan dan keberkahan. Bulan ini sangat menakjubkan, begitu banyak keistimewaan, banyak keutamaannya, banyak manfaatnya, sulit untuk menghitung nikmat, karunia dan limpahan rahmat yang Allah berikan pada bulan ini,” kata penulis buku yang berjudul “Keajaiban Ramadan”.
Deni melanjutkan, bahwa Allah SWT telah sampaikan usia seorang hamba hingga bulan yang mulia ini, sudah sepantasnya mengucapkan rasa syukur. “Kita yang hari ini ini masih bisa melaksanakan amaliyah pada bulan Ramadan, maka harus banyak bersyukur. Sebab, berapa banyak saudara kita kena hantaman Covid-19 yang pulang ke rahmatullah. Jadi, jangan jadikan Ramadan hanya seremonial dan kegiatan tahunan tanpa makna. Kita harus optimalkan Ramadan agar menjadi orang yang lebih baik lagi dan menjadi orang mulia dihadapan Allah dan bertakwa,” ungkap Deni penuh semangat.
“Jka seseorang sungguh-sungguh menjalankan ibadah Ramadan, dengan iman dan mengharapkan pahal dari Allah SWT, maka ibadah-ibadah tersebut akan membentuk manusia dengan pribadi yang mulia. Minimal ada empat yang membentuk diri kita menjadi mulia. Pertama, pribadi yang dekat dengan Allah SWT. Kita melaksanakan berbagai ibadah di bulan ini, kita jadi dekat dengan sang Pencipta. Jika sudah dekat, maka akan muncul sikap merasa diawasi (muraqabah), muhasabah (introspeksi diri), khauf (takut, roja (harap). Semua sikap itu akan menghiasi diri kita selama 11 bulan ke depan,” lanjutnya.
Deni juga mengatakan, menjalani ibadah Ramadan akan membentuk akhlak mulia. “Allah SWT mewajibkan kita berpuasa akan memberikan dampak dan pengaruh, salah satunya ada akhlak mulia. Ketika berpuasa, kita mampu mengendalian diri. Dalam sabda Nabi SAW, puasa itu perisai. Jangan rusak perisai itu dengan kata yang kotor, bertindak bodoh, teriak-teriak, dan hal-hal buruk lainnya. Jika ada kegiatan training yang ampuh, maka Ramadan adalah traning yang luar biasa dan lebih ampuh dari training lainnya,” terang penulis website keagamaan Unpam ini.
Ketiga, lanjut Deni, bahwa Ramadan akan menajamkan hati. “Semua rangkaian ibadah di bulan Ramadan ganjarannya adalah pahala berlipat ganda dan ampunan. Segala dosa yang pernah kita lakukan akan dibersihkan oleh Allah, termasuk hati kita. Jika hati kita sudah bersih, jernih, maka akan berdampak pada ketajaman hati. Kita mampu menangkap sinyal-sinyal Allah, mampu membedakan baik dan buruk, mana yang batil, yang haram dan halal. Itu adalah hati yang selamat, yang akan mengantarkan kita pada keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat,” ujarnya.
Terakhir, kata Deni, bahwa Ramadan akan membentuk rasa malu. “Malu adalah cabang dari iman. Jika kita begitu rajinnya ibadah di bulan Ramadan, masa iya di luar Ramadan kita berbuat maksiat lagi, malu dong sama Allah. Jika Allah sudah ampunkan dan bersihkan diri kita, masa sih kita kotori lagi, malu dong ah sama Allah. Sikap malu ini akan muncul, ketika kita berbuat buruk. Itulah hebat dan keajaiban Ramadan yang bisa membentuk kepribadian seorang hamba menjadi mulia. Jika ada seseorang yang sudah bertahun-tahun menjalani puasa Ramadan, namun tidak ada perubahan dalam diri, maka tanyalah dalam diri masing-masing,” tutupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H