Mohon tunggu...
Deni Darmawan
Deni Darmawan Mohon Tunggu... Dosen - Ikatlah Ilmu Dengan Tulisan - silahkan berkunjung ke www.denidarmawan.id

- Penulis Buku Menulis itu Gampang, Kreativitas Menulis Kaum Rebahan, Legenda Sang Dakwah - Penulis buku dan artikel populer di Media Massa - Nominator dan Penerima Hibah Penelitian Kemenag RI Moderasi Beragama tahun 2021. - Dosen dan Tutor Online Agama Islam Univ. Pamulang dan Univ. Terbuka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnalis Milenial di Era Digital

4 April 2022   08:45 Diperbarui: 4 April 2022   08:48 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta webinar jurnalis milenial (Dokpri)

Prodi Sastra Indonesia Universitas Pamulang (Sasindo-Unpam) menggelar webinar dengan judul "Jurnalis Milenial. Teknik Menulis Reportase di Era Digital" pada Minggu (3/4/2022) melalui zoom. Narasumber kegiatan ini adalah Deni Darmawan, seorang penulis reportase keagamaan Unpam dan penulis buku "Menulis itu Gampang". Turut hadir Kaprodi Sasindo Unpam Misbah Pri Agung, dosen dan penulis 22 buku yaitu Amaliyah, dan para mahasiswa.

Tujuan diselenggarakan kegiatan ini agar mahasiswa bisa menjadi jurnalis dan memanfaatkan platform media digital untuk menulis reportase dari semua kegiatan yang diadakan di lingkungan Universitas Pamulang, khususnya di Prodi Sasindo.

Dalam sambutannya, Misbah Priagung Nursalim mengatakan pentingnya citizen journalism. "Dulu, sulit sekali menulis reportase ke media massa. Namun, saat ini sudah banyak portal berita online yanng memudahkan para masyarakat untuk menulis berita yang terjadi di masyarakat," kata Misbah.

"Dengan mengikuti webinar ini, diharapkan mahasiswa sasindo bisa menulis reportase dengan baik dan efektif. Era ini kita bisa memanfaatkan untuk menginformasikan dan mempublikasikan semua kegiatan kita di portal berita media online," lanjut Misbah.

Amaliyah ikut memberikan motivasi. Belajar jurnalistik akan memudahkan kita menulis secara baik. "Dulu, saya pernah ikut lembaga pers mahasiswa di UIN Pekalongan. Banyak pengalaman yang saya dapat, sehingga hal ini memudahkan saya menulis berbagai macam buku. Jadikan itu semua sebagai rekreasi ilmu. Daya baca dan menulis harus kita tingkatkan. Kuncinya, membaca, menulis dan mengamati. Dengan menjadi jurnalis akan kita dapat pengalaman itu semua," ujar Amaliyah yang sudah menulis 22 buku.

Dari kiri: Amaliyah, Deni Darmawan, Misbah Priagung Nursalim (Dokpri)
Dari kiri: Amaliyah, Deni Darmawan, Misbah Priagung Nursalim (Dokpri)

Deni Darmawan menyampaikan kenapa harus menjadi jurnalis milenial. "Mahasiwa sastra jangan hanya belajar teori saja di kelas, tapi harus harus mencari pengalaman lain di luar kelas. Menjadi jurnalis kampus akan menjadi pengalaman berharga ketika lulus kuliah nanti. Karena kita hidup di era digital, maka jadilah jurnalis milenial yang mampu mereportasekan semua kegiatan di berbagai media online. Manfaatkan teknologi untuk mencari dan berbagi ilmu dan informasi," terang Deni yang sudah menulis ratusan artikel reportase di media massa.

Keuntungan menjadi jadi jurnalis kampus akan belajar banyak hal. "Selain pengalaman, kita bisa mengaplikasikan teori. Kemampun menulis kita pun akan semakin terasah dan baik. Kita akan mengetahui banyak hal tentang kampus, dan kita pun akan dikenal. Begitu banyak keuntungan yang akan diperoleh," ungkap Deni yang menulis buku "Menulis itu gampang".

Menulis reportase akan memberikan manfaat ke orang banyak. "Manusia itu kepo, punyai keingintahuan yang besar terhadap informasi. Maka, buatlah reportase dengan kaidah jurnalistik. Kegiatan organisasi, prodi, kampus akan terpublikasi ke khalayak luas. Rekam jejak digital positif akan memberikan dampak ke seseorang atau lembaga," jelas Deni penuh semangat.

Peserta webinar jurnalis milenial (Dokpri)
Peserta webinar jurnalis milenial (Dokpri)

Oleh sebab itu, berita atau reportase harus memenuhi beberapa hal. "Berita harus nyata berdasarkan pengamatan, data dan fakta. Harus terbaru, aktual. Informatif dan obyektif. Sajikan reportase dengan unsur-unsur seperti who (siapa), what (apa), where (dimana), when (kapan), why (mengapa) dan how (bagaimana). Disebut sebagai 5W + 1H. Dengan penulisan piramida terbalik," lanjutnya.

Antomi berita terbalik itu dari judul, lead/teras, body dan leg, "Buat judul yang menarik, tulis di paragraf pertama/lead/teras 5W + 1H. Tubuh berita lebih banyak unsur how (bagaimana). Lead itu informasi yang sangat penting, sedangan tubuh berita juga hal penting harus digali. Kemudian, leg atau paragraf terakhir itu kurang penting. Seperti info tambahan dan penunjang saja," tambah Deni yang juga penulis reportase keagamaan Unpam.

Semua kegiatan bisa diberitakan, asalkan tahu teknik, pola dan strukturnya. "Alhamdulilah, saya sudah menulis 103 artikel reportase. Dari kegiatan seminar, kajian, wawancara, dan semua kegiatan lainnya. Semua bisa ditulis, asal kita tahu teknik, pola dan strukturnya reportase. Reportase menggunakan bahasa jurnalistik, sehingga masyarakat awam pun mudah memahaminya. Mari, saya praktikkan cara membuatnya," pungkas Deni yang juga sudah menulis puluhan artikel opini di media massa.  

Penulis : Deni Darmawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun