Mohon tunggu...
Deni DanielNo
Deni DanielNo Mohon Tunggu... Penulis - mahasiswa

Deni Daniel No, lahir di Joreng 12 Oktober 1996, alamat provinsi NTT dan sekarang sedang menjalani Kulia S1 di STFT widya Sasana Malang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Toleransi Jalan Menuju Perdamaian

27 Mei 2021   09:47 Diperbarui: 27 Mei 2021   09:48 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

1. Pengantar

Semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Berbagai macam fenomena yang terjadi di Indonesia tentunya mengundang perhatian dari semua pihak, baik pihak keamanan, pemerintah dan masyarakat. Fenomena yang terjadi baik dalam budaya kejahatan, budaya kekerasan, terorisme korupsi dan aksi unjuk rasa yang dipelopori oleh masyarakat, mahasiswa, dalam menuntut hak dan kewajiban serta menyuarakan ketidaksetujuan mereka terhadap keputusan yang dikeluarkan pemerintah. Fenomena yang terjadi di wilayah negara kesatuan Republik Indonesia harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh serta dalam proses penyelesaiannya  harus dilakukan dengan jalan perdamaian. Fenomena yang berawal dari ketidaksetujuan masyarakat tidak dapat diselesaikan dengan jalan kekerasan, sebab semua warga negara berhak dan mempunyai kewajiban  mengatur jalannya sistem pemerintahan  yang baik dalam negaranya sendiri.

Manusia secara filosofis merupakan makhluk yang diciptakan sebagai makhluk dialogis. Karena itu, dalam membangun kesadaran dialogis ini membutuhkan usaha yang serius dan signifikan. Toleransi dapat menumbuhkembangkan kesadaran dialogis manusia yang memilki pemahaman  dan keterbukaan. Indonesia merupakan salah satu bangsa yang disoroti di mata dunia, karena banyaknya fenomena yang terjadi baik tindakan kekerasan, korupsi dan adanya wilayah tertentu yang ingin memisahkan diri dari NKRI seperti masyarakat yang ada dibelahan wilayah Papua. Munculnya fenomena seperti ini pasti ada sesuatu di balik semuanya. Kerena itu setiap pihak yang berwajib harus lebih peka dalam menanganinya.

Dalam menangani berbagai fenomena yang terjadi, peran pemerintah sangat dibutuhkan serta mereka  harus bersifat profesional dalam menanganinya dengan membangun hubungan kerja sama, dialog yang intern dengan masyarakat, agar pemerintah bisa  mengetahui lebih mendalam terkait persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Dengan demikian rasa perdamaian akan tumbuh dan berkembang dalam setiap masyarakat Indonesia. Bertoleransi sangat membuka peluang bagi pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan perdamaian. Dengan demikian persatuan dan kesatuan dalam negara akan terjamin atau terpenuhi, karena semua persoalan yang dihadapi pemerintah dan masyarakat diselesaikan dengan jalan dialog, penuh tanggung jawab dalam nuansa perdamaian. Dalam tulisan ini penulis  akan membahas secara terperinci terkait fenomena atau permasalahan dalam kehidupan bersama dan berbangsa dengan jalan perdamaian.

2. Makna Toleransi

Dalam perjalanan kehidupan ini semua orang mendambakan perdamaian. Dalam mewujudkannya dibutuhkan kerja sama antara semua elemen baik pemerintah dan masyarakat. Dalam menjalin hubungan komunikasi yang baik tentunya sangat dibutuhkan kerja sama antara masyarakat dan pemerintah yang berkuasa. Dengan ini peran budaya toleransi sangat dibutuhkan. Sebelum membahas lebih jauh tentang peran atau makna Toleransi penulis terlebih dahulu menerangkan apa arti toleransi itu sendiri. Toleransi berasal dari bahasa latin tolerantia, berarti kelonggaran, kelembutan hati, keringanan dan kesabaran. Secara umum istilah toleransi mengacu pada sikap terbuka, lapang dada, suka rela dan kelembutan. Unesco mengartikan toleransi sebagai sikap saling menghormati, saling menerima, saling menghargai di tengah keragaman budaya, kebebasan berekspresi dan karakter manusia.

Bertolak dari pandangan di atas, penulis berpendapat bahwa dengan mengembangkan budaya toleransi setiap masyarakat dapat menerima diri dan orang-orang yang berada di luar dirinya serta menerima segala pendapat juga bentuk inspiratif lainnya demi mewujudkan kebaikan bersama. Di tengah keanekaragaman, toleransi menjadi kebutuhan  yang sangat fundamental. Dikatakan demikian karena tampa adanya toleransi berbagai  pertentangan dan konflik akan sulit dihindarkan serta hal ini berdampak pada masyarakat. Makna toleransi pada hakikatnya berkenaan dengan sikap keterbukaan terhadap sesama tampa memandang status apaun dan perbedaan dalam hal ini tidak menjadi penghalang mewujudkan cita-cita bersama.

Dalam pemahaman akan budaya toleransi tentunya memiliki dampak positif dalam menunjang kehidupan bermasyarakat dan bernegara dalam keanekaragaman. Toleransi mengakomodasi berbagai perubahan dan perbedaan. Berikut akan dijelaskan berbagai  bentuk dampak positif toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2.1. Toleransi Membentuk Jiwa Persatuan

Di tengah keberagaman dan kemajemukan budaya, suku, ras dan agama, timbul  persoalan kemanusiaan yang terjadi dalam kehidupan bersama. Berbagai tawaran diupayakan pemerintah dalam menanganinya. Pemerintah dalam mengatasi berbagai fenomena yang terjadi hanya dapat menawarkan langkah-langkah positif dan membangun, tetapi yang paling penting adalah tingkat kesadaran dalam diri  setiap masyarakat. Disini peran toleransi sangat dibutuhkan  dalam membentuk kepribadian masyarakat menujuh persatuan. Hal ini sesuai dengan definisi toleransi dalam bahasa Arab (Tasamuh) yang berarti membiarkan sesuatu untuk saling mengizinkan, saling memudahkan (Siregar:2017). Bertolak dari definisi demikian penulis mengambil suatu kesimpulan singkat bahwa dengan bertoleransi orang akan dapat mengizinkan budaya, suku, dan sesamanya untuk boleh mengekspresikan dirinya, kepercayaannya serta saling memudahkan dalam melaksanakan berbagai urusan. Dengan menerapkan sikap seperti ini, dalam setiap pribadi masyarakat akan tumbuh jiwa berdarah toleransi serta berjiwa persatuan karena berlandas pada nilai kepercayaan.

Dalam esensinya sebagai pembentuk jiwa persatauan toleransi hadir sebagai sebuah jembatan yang menjadi penyalur inspirasi untuk menyatuhkan keberagaman. Dengan bertoleransi juga orang mampu memahami dirinya sendiri, menerima dan menghargai keunikan orang lain. Orang yang demikian akan banyak  belajar mengenai arti dan makna orang lain sebagai bagian dari dirinya sendiri (Naim 2013). Melihat  dan bertitik tolak pada pemikiran seperti ini, toleransi dalam membentuk jiwa persatuan akan tertanam dengan sendirinya.

2.2. Toleransi Membuka Jalan Keterbukaan

Eksistensi  toleransi dalam kehidupan bernegara sangat dibutuhkan karena selain membangun budaya kerja sama ia juga dapat membuka jalan keterbukaan dari berbagai segi kehidupan yang dihidupi oleh setiap manusia. Dalam hal keterbukaan yang dimaksud berhubungan erat dengan perannya dalam menyatukan berbagai macam keanekaragaman gaya hidup dan ajaran yang berlaku dalam suatu negara. Dalam budaya Indonesia yang sifatnya  plural, munculnya toleransi dapat mengubah pola pikir, sehingga setiap orang bersedia untuk hidup, bergaul dan bekerjasama membangun negara. Hal ini juga ditekankan oleh Frans Magnis Suseno, Pluralisme adalah syarat mutlak agar bangsa Indonesia yang begitu plural dapat bersatu dan berbangsa yang tidak menghargai pluralisme adalah yang membunuh dirinya sendiri. Bertolak dari pemikiran tersebut, penulis juga perpandangan bahwa sebagai masyarakat harus memahami perbedaan sebagai suatu jalan untuk bersatu. Peran toleransi dalam membuka jalan keterbukaan antara setiap pribadi dalam kehidupan bersama sebagai suatu bangsa yang beranekaragam sangatlah mutlak diperlukan. Keterbukaan yang dimaksud penulis adalah keterbukaan hati serta akal budi untuk menerima orang lain sebagaimana menerima diri sendiri, tampa memandang status sosial, ekonomi, ataupun tingkatan pendidikan serta kepentingan.

      2.3. Toleransi Membentuk Nilai Persahahatan

Sikap saling menerima diri merupakan suatu sikap yang perlu dilestarikan dan dihidupi dalam setiap diri masyarakat. Hal ini juga mau menunjukkan bahwa dengan mengembangkan budaya toleransi setiap masyarakat mampu membentuk diri serta mampu memupuk nilai persahabatan dengan sesama dalam keragaman budaya. Nilai persahabatan sangatlah perlu dalam setiap keadaan manusia siapapun dan kapan saja. Orang-orang yang saling bersahabat biasanya saling menjaga, peduli satu sama lain, berbagi kegembiraan dan kesulitan bersama. Persahabatan juga mencetuskan kesetiakawanan, kebersamaan, kerukunan, kekerabatan, ketetanggaan, kekeluargaan dan sejenisnya (Riyanto:2014).

Berdasarkan pandangan seperti ini, budaya toleransi menjadi sangat penting dan mendasar dalam membentuk nilai persahabatan. Sikap toleransi juga lebih menekankan pada pembinaan terhadap sikap. Hal ini sangat sesuai dengan arti toleransi yang terterah dalam kamus bahasa Indonesia. Dimana di sana didefinisikan toleransi sebagai sikap saling menghargai, membiarkan, membolehkan pendirian, pendapat, kepercayaan, kelakuan yang lain dari yang dimiliki oleh seseorang atau yang bertentangan dengan pendirian seseorang.

3. Esensi Perdamaian

Manusia merupakan makhluk sosial, karena itu manusia harus  memahami diri dalam bingkai keutuhan bersama. Dalam  kehidupan bersama setiap orang perlu menghidupkan ketenangan dan harus memupuk sikap kesejahteraan dan kedamaian. Ketika masyarakat hidup dalam damai segala persoalan dapat diselesaikan dengan jalan kerja sama tampa ada pemisah. Dalam memahami esensi perdamaian  penulis akan menginterprestasikan dua hal yang bisa mendalami tentang perdamaian.

3.1. Makna Perdamaian

Perdamaian bukan hanya bertujuan untuk meredahkan konflik atau ketegangan. Perdamaian memiliki dimensi personal dan sekaligus dimensi sosial. Dalam menciptakan perdamaian setiap individu pertama-tama harus mampu mendamaikan diri sendiri. Perdamaian merupakan salah satu hal yang paling dirindukan, dan diimpikan oleh setiap masyarakat dalam kehidupam bersama. Perlu ditekankan bahwa kedamaian dalam diri individu terpancar melalui pikiran, ucapan, dan tindakan yang dilakukannya secara sadar dan konsisten (Supriyanto:2013).

Makna perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa bukan dilihat dari satu sisi saja. Perdamaian yang sesunggunya terjadi apabila seorang merasa bebas serta bertanggung jawab dengan kebebasan itu. Makna perdamaian pada hakikatnya representasi dari sikap toleransi. Jika dikaitkan dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat perdamaian diartiakan suatu keadaan bebas dari perang, serta kesejahteraan menujuh suatu situasi yang merdeka. Bertolak dari pandangan seperti ini, secara pasti mau menjelaskan bahwa perdamaian merupakan segalanya dalam tata hidup bersama (Riyanto:2014). Perdamaian ada dalam kebersamaan, membentuk diri serta mensejahterakan antara setiap pribadi dalam kehidupan bersama itu sendiri.  

3.2. Karakter Hidup Dalam Perdamaian

Setiap orang yang hidup dalam  suasana damai merasa diri bahagia karena tampa ada tekanan apapun. Hal yang paling fundamental yang menjadi karakter hidup dalam perdamaian ialah menerima diri, bertanggung jawab terhadap tugas, menghargai perbedaan, terbuka terhadap sesama, peka terhadap kebutuhan, menghidup nilai-nilai kemanusiaan, mengikuti semua aturan yang berlaku serta menjauhi sikap yang bersifat paratisme, radikalisme serta ego.

Dalam kehidupan berbangsa hendaknya yang paling utama dihidupi ialah berhubungan dengan sikap menjalankan hidup di atas kaidah atau aturan perundang-undang yang berlaku. Di Indonesia yang menjadi landasannya terletak pada UUD 1945 dan Pancasila. Masyarakat dan pemerintah akan merasakan jiwa perdamaian yang sesunggunya dan yang membentuk karakter apabila melandaskan diri pada konstitusi yang berlaku juga tidak melanggarnya. Berkaitan dengan karakter ini juga, fokus yang paling diperlukan di dalamnya ialah menghargai perbedaan sebagai jalan menjuh perdamaian.

4. Toleransi Membentuk Perdamaian 

Perdamaian dan sikap toleransi merupakan suatu kesatuan apalagi berada dalam keanekaragaman budaya, suku dan ras. Tampa sikap toleransi tidak mungkin ada perdamaian. Keduanya ini saling berhubungan dan tak terpisakan. Hal ini tergambar jelas dalam esensi perdamaian dan toleransi itu sendiri. Pada hakikatnya Perdamaian akan menciptakan kehidupan yang sehat, nyaman dan harmonis dalam setiap interaksi antar sesama.  Sedangkan Toleransi itu sendiri lebih bersifat menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan, menjembatani kesenjangan budaya, menolak pengaruh-pengaruh yang tidak adil, sehingga tercapai kesamaan sikap, menujuh pemenuhan cita-cita bersama.

Toleransi dapat membentuk perdamaian bukan dilihat dari peran budaya toleransi itu sendiri tetapi bertitik tolak pada tingkat kesadaran masayarakat untuk menerima diri, menerima kehadiran orang lain, budaya, agama, suku, serta berbagai perbedaan yang dimiliki oleh masyarakat baik dalam kelompok besar maupun kecil. Perdamaian sangatlah mutlak diperlukan oleh setiap orang. Orang yang mengalami dan merasakan perdamaian dapat menjalankan kehidupannya dengan penuh sukacita  dan terbuka pada kehadiran sesama tampa adanya pengklasifikasihan. Dalam menghidupi budaya toleransi hal yang paling diperhatikan adalah budaya dialog. Dengan saling berdialog setiap masyarakat dapat saling mengenal dan mengetahi karakter masing-masing pribadi serta  menyelesaikan berbagai konflik dalam kehidupan bersama. Dialog menegaskan   penghormatan, kesederajatan, cita rasa senasib sepenanggungan (Riyanto:2011).

Hubungan antara sikap  toleransi dalam mewujudkan perdamaian didasari oleh hubungan yang menyatukan perbedaan dengan meninggalkan sikap egois atau mementingkan diri sendiri. Secara intrinsik, toleransi dapat membentuk perdamaian. Hidup damai berdampingan dalam masyarakat majemuk, seperti di Indonesia dibutuhkan upaya yang sangat serius dalam menjalankannya juga menyatukannya. Sebagai suatu sarana dalam menciptakan budaya perdamaian, toleransi harus dihidupi serta dalam mengimplementasikannya harus dengan jiwa yang siap sedia serta bertumpuan pada persatuan dan konstitusi yang berlaku tampa mencoba melakukan penyelewengan.

5. Penutup

Hidup dalam keberagaman suku, bahasa, kepercayaan, dan berbagai bentuk corak hidup serta kepentingan dapat menimbulkan terjadinya kesenjangan sosial, karena itu setiap masyarakat harus menumbuhkan budaya toleransi dalam diri. Dengan demikian setiap pribadi dapat mengerti dan bisa berbela rasa dengan sesamanya serta bisa memandang perbedaan sebagai suatu sarana penyatu dalam mewujudkan cita-cita bersama menuju perdamaian sejati. Dengan bertoleransi orang dapat mengekspresikan dirinya serta tidak canggung-canggung mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.

Bertoleransi dapat menciptakan perdamaian yang sejati dalam diri setiap masyarakat. Hal ini bisa dilihat bagaimana toleransi itu hadir untuk memberikan kelonggaran, keringanan dan sikap terbuka terhadap kehadiran sesama. Budaya toleransi juga dapat membentuk nilai persahabatan juga yang paling mendasar toleransi menekankan pada pembinaan sikap. Toleransi dapat membentuk perdamaian bukan dilihat dari peran budaya toleransi itu sendiri tetapi bertitik tolak pada tingkat kesadaran masayarakat untuk menerima diri, menerima kehadiran orang lain, budaya, agama, suku, serta berbagai perbedaan yang dimiliki oleh masyarakat baik dalam kelompok besar maupun kecil. Disinilah peran toleransi dalam membentuk perdamaian yang sesunggunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun