Â
  Bersahabatkah?
Jarak! apa
Aku punya seribu satu cara menempumu
Engkau hanya berkuasa di zaman pra-sejarah
Dan sekarang aku hanya bilang "kasian de lho"
Zaman!
Aku sangat bangga padamu
Engkau terus berputar dan berubah-ubah
Dalam perubahan itu engkau hadirkan
Penemuan-penemuan baru yang sungguh membantu.
Jarak!
Engkau tak berdaya di tengah zaman yang membahana
Sehari kudapat menjelajah seluruh Eropa,
Tak ada lagi kata jauh atau pun lelah
Semuanya tinggal diatur dan dirajut.
Zaman!
Engkau dan jarak bersahabatkah?
Kalau yah, mengapa cepat sekali engkau berubah,
Orng sekarang sungguh berbangga
Kerena semua selalu prima trans.
Â
Camkanlah
Â
Engkau hadir tak ada yang memanggil
Engkau datang tak ada yang mendambahkan
Engkau berkuasa layaknya seorang raja
Tetapi engkau tak pernah menampilkan seperti apanya.
Engkau tak punya rasa malu
Engkau habisi nyawa orang-orang tak bersalah,
Sungguh engkau sangat biadap
Pernahkah engkau merasa bersalah?
Tak adakah kata bersahabat dalammu?
Caraku hampir tak ada lagi
Tuk mengusirmu dari dunia aku bernaung ini
Perluh engkau tahu, aku sudah tidak takut lagi.
Sekarang kamu harus tahu corona
Aku punya raja yang lebih berkuasa daripadamu
PadaNya aku bersandar serta berpasrah
Engkau akan musnah olehNya, camkanlah!
Â
Berharap
Kepada siapa aku mencari, kepada siapa aku mengaduh
Bila hati tak lagi dipercayai, bila mata tak bisa lagi memandang.
Kepada siapa  aku mencari bila yang dicari telah diambil
Aku hanya dapat menepuk dada seraya berharap.
Kuingin menangis tetapi engkau belum mati
Kuingin marah tetapi tak ada yang bersalah,
Kuingin menjauh namun aku tak mau
Kerena engkau tak pantas dijauhi.
Kini aku hanya mampu berangan-angan
Mungkin ada harapan tuk bersama kembali
Merajut kasih melalui hari dan meraih mimpi
Yang sudah lama kita bincangkan.
Sungguh aku tak bisa, sungguh aku tak mampu
Melangkah, berjalan melewati hari tampa raut wajahmu
Hadirmu bawahan aku sejuta harapan
Sehingga aku berjanji akan medapatkamu kembali.
Rindu ayah
Dalam permenunganku, terbayang raut wajah
Yang bijaksana dari seorang Ayah tersayang
Yang kini jauh dari sisiku,
Tetapi ia akan selalu dekat dihati.
Elok parasnya selalu terbayanng
Disaat aku merana dan kesepian
Menemaniku dalam dinginnya malam
Yang merambat sampai  kedalam saraf.
Kerinduan tinggalah kerinduan,
jarak yang tak bersahabat dan
cita-cita yang kian membara di dalam dada
seakan menjadi penghalang tuk bersama.
Ayah walaupun kita tak bersama
Tetapi hati anakmu akan selalu ada untuk ayah.
Hannya doa dan air mata yang menjadi Sahabatku,
disaat aku merindukan ayah
.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI