Mohon tunggu...
Deni Kurniawan
Deni Kurniawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

saya senang menulis tentang artikel politik, agama, ekonomi, keamanan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Transmigrasi ke Papua Bukan Suatu Settler Colonialism Jawa untuk Menduduki Wilayah Papua

12 November 2024   09:07 Diperbarui: 12 November 2024   09:33 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
papua.tribunnews.com

Program transmigrasi adalah kebijakan pemerintah Indonesia yang dirancang untuk mengatasi tantangan pembangunan, ketimpangan kependudukan, dan kemiskinan di berbagai wilayah. Transmigrasi ke Papua tidak bertujuan untuk menguasai atau menggantikan penduduk asli secara permanen, tetapi untuk meratakan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk masyarakat Papua sendiri. Kebijakan ini lebih tepat dipandang sebagai inisiatif pembangunan nasional yang menyasar pemerataan ekonomi di seluruh wilayah, termasuk kawasan yang secara historis kurang berkembang seperti Papua.

Meskipun beberapa karakteristik transmigrasi dapat disalahartikan sebagai upaya kolonialisme pemukiman, tetapi Transmigrasi bukanlah Settler Colonialism. Terdapat perbedaan mendasar yang menunjukkan bahwa Transmigrasi bukanlah Settler Colonialism. Perbedaan mendasar tersebut antara lain:

1.            Transmigrasi Tidak Bertujuan Menggantikan Penduduk Asli

Settler colonialism menargetkan penggantian penduduk asli dengan masyarakat pendatang. Namun, dalam kebijakan transmigrasi, tujuan utamanya adalah untuk berbagi sumber daya, meningkatkan infrastruktur, dan memberikan peluang ekonomi bagi semua masyarakat, baik pendatang maupun penduduk asli. Kebijakan ini tidak bermaksud menggantikan penduduk asli Papua, melainkan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan harmonis.

2.            Transmigrasi Fokus pada Peningkatan Ekonomi dan Infrastruktur

Program transmigrasi dirancang untuk memberikan akses lebih baik terhadap sumber daya seperti lahan pertanian, pendidikan, dan pelayanan kesehatan yang sebelumnya tidak merata. Infrastruktur yang dibangun dalam program transmigrasi, seperti jalan, sekolah, dan fasilitas kesehatan, bermanfaat bagi seluruh warga, termasuk masyarakat asli Papua.

3.            Transmigrasi Fokus Kepada Pemberdayaan dan Partisipasi Penduduk Asli

Dalam pelaksanaan transmigrasi, upaya untuk melibatkan dan memberdayakan masyarakat Papua dilakukan melalui pelatihan, lapangan kerja, dan program-program kemitraan. Banyak penduduk asli Papua yang mendapatkan manfaat dari peluang ekonomi yang diciptakan oleh program ini, sehingga transmigrasi bukan hanya untuk pendatang tetapi juga memperhatikan kesejahteraan penduduk asli.

Lebih lanjut Perbedaan Transmigrasi dengan Settler Colonialism yaitu:

1.            Settler Colonialism Merampas, Transmigrasi Mengembangkan

Settler colonialism umumnya berfokus pada perampasan tanah dan sumber daya demi kepentingan kelompok pendatang, tetapi transmigrasi justru didasarkan pada pengembangan lahan yang belum produktif dengan tujuan pemerataan kesejahteraan. Tanah yang digunakan untuk transmigrasi biasanya lahan yang sudah dialokasikan oleh negara dan bukan tanah adat milik masyarakat Papua.

2.            Transmigrasi mempunyai makna Berkolaborasi Bukan Mengganti Identitas

Transmigrasi tidak dimaksudkan untuk meminggirkan atau menghapus identitas Papua, tetapi sebaliknya, memberi kesempatan bagi kolaborasi budaya. Banyak transmigran yang belajar dari kearifan lokal Papua, sementara masyarakat Papua mendapat kesempatan untuk mengenal keragaman budaya nusantara, yang memperkaya dan memperkuat identitas nasional.

3.            Bahwa Narasi "Tanah Kosong" Tidak Relevan dengan Transmigrasi

Tidak ada narasi bahwa Papua adalah "tanah kosong" dalam kebijakan transmigrasi modern. Wilayah Papua diakui kaya dengan budaya dan sumber daya, dan kebijakan transmigrasi menghormati kepemilikan tanah adat serta melibatkan penduduk asli dalam pembangunan. Transmigrasi di era sekarang berupaya menghindari konflik melalui dialog dan kerja sama antara pemerintah, penduduk asli, dan komunitas pendatang.

Beberapa Dampak Positif Transmigrasi di Papua

1.            Peningkatan Layanan Publik dan Infrastruktur

Kehadiran transmigran sering kali mendorong pemerintah untuk membangun infrastruktur yang lebih memadai, seperti jalan, sekolah, rumah sakit, dan pasar. Infrastruktur ini pada akhirnya meningkatkan akses layanan publik bagi penduduk asli dan pendatang, serta mempercepat pembangunan wilayah Papua yang sebelumnya tertinggal.

2.            Penciptaan Lapangan Kerja dan Kesempatan Ekonomi

Transmigrasi menciptakan lapangan kerja baru, baik di sektor pertanian, perdagangan, maupun jasa. Banyak masyarakat asli Papua yang terlibat dan diuntungkan oleh kegiatan ekonomi ini, sehingga transmigrasi bukan hanya menguntungkan transmigran, tetapi juga memberikan peluang baru bagi penduduk asli untuk meningkatkan taraf hidup mereka.

3.            Pembangunan dan Integrasi Sosial

Program transmigrasi turut berperan dalam memperkuat integrasi nasional dan kesatuan Indonesia. Masyarakat dari berbagai latar belakang yang hidup berdampingan di Papua menunjukkan bahwa keragaman dapat memperkuat persatuan tanpa mengorbankan identitas lokal. Integrasi ini penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan damai di wilayah Papua.

Program transmigrasi ke Papua sebaiknya dipandang sebagai strategi untuk pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan di seluruh wilayah Indonesia. Transmigrasi bukanlah bentuk settler colonialism, melainkan langkah untuk mengurangi ketimpangan ekonomi antarwilayah serta memperkuat keadilan sosial. Alih-alih menggantikan atau menyingkirkan penduduk asli, transmigrasi dapat memberikan manfaat bersama dengan tetap menghargai hak dan budaya masyarakat Papua. Dengan menghormati kearifan lokal dan meningkatkan dialog, transmigrasi berpotensi menjadi program yang saling menguntungkan yang memperkuat keberagaman dalam bingkai persatuan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun