Mohon tunggu...
Denia SyafitriAkbar
Denia SyafitriAkbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesetaraan Gender pada Media

20 Januari 2023   11:16 Diperbarui: 20 Januari 2023   14:27 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada masa sekarang ini kita masuk pada kondisi kombinasi otomatisasi dan otonomi individu, hal tersebut dikarenakan banyaknya penemuan media-media baru yang memiliki dampak pada automodernity. Keterbukaan akses internet membawa angin segar pada perempuan untuk membentuk kelompok sosial budaya, ekonomi, maupun politik. 

Dalam kondisi ini perempuan akan terbebaskan dari belenggu patriarki yang selama ini menekan mereka. Namun, terjadi pergeseran perubahan sosial dimana perempuan yang selama ini masih mengalami ketertinggalan dibandingkan laki-laki. 

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Martin Hilbert yang berjudul Digital gender divide or technologically empowered woman in developing countries. Menunjukan bahwa presentasi laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang menggunakan interent di negara-negara maju seperti Australia, Singapura, Inggris, sedangkan di Swedia lebih berimbang antara laki-laki dan perempuan. 

Feminisme merupakan gerakan pembebasan kaum perempuan yang berupaya untuk melawan subordinasi Gagasan mengenai cyberfeminism yang dicetuskan oleh Donna Haraway yang menyatakan bahwa batas-batas antara manusia dan mesin akan mengasilkan kategori antara laki-laki dan perempuan. Perempuan haruslah memahami teknologi yang baru. 

Pemahaman ini haruslah dijadikan peluang untuk memberdayakan dan mensejahterakan perempuan dalam kehidupan sosialnya. Selain itu cyberfeminisme harus lebih menekankan pendekatan teknologi dalam mendukung kinerja perempuan dalam membangun komunitasnya. 

Dengan adanya new media, perempuan harusnya lebih cepat menyesuaikan diri dengan jaringan tersebut. Perempuan harus memanfaatkanya dengan membentuk jejaring elektronik yang berfungsi untuk membentuk sebuah virtual comunity. Selain itu, melalui budaya menulis, gerakan politis yang dilakukan oleh perempuan akan lebih meluas. Cyberfeminis menjadi gerakan yang relevan untuk membantu perempuan untuk mewujudkan kebijkan yang menghargai keberadan perempuan. 

Dalam konsep ini perempuan meyakini bahwasanya teknologi informasi mampu mengubah perempuan lebih setara dengan laki-laki. Konsep ini, diyakini mampu mengatasi kompleksitas kondisi sosial yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun