Mohon tunggu...
Deni Ardini
Deni Ardini Mohon Tunggu... wiraswasta -

Manusia Biasa dengan Segala kemanusiabiasaannya | Owner Warung Mpok Nini | www.DeniArdini.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tugu Kali Bekasi

29 April 2013   10:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:26 1290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita melintasi di jalan Djuanda tak jauh dari stasiun Bekasi kita akan menemukan monumen megah kokoh berdiri tepat di pinggir jembatan kali bekasi penanda bahwa tempat tersebut ada peristiwa bersejarah. Dalam suasana panas revolusi pada 19 Oktober 1945 terjadilah Insiden Kali Bekasi

Komandan Tentara Keamanan Rakyat Jatinegara, Sambas Atmadinata, menginformasikan kepada Zakaria, Komandan TKR di markas Bekasi (saat ini menjadi gedung PMI Kota Bekasi) bahwa akan ada serombongan pasukan Jepang berjumlah 90 orang melintas Bekasi mengunakan kereta api menuju Bandar Udara Kali Jati Subang. Zakaria memerintahkan Kepala Stasiun Bekasi (tidak terlacak namanya) untuk memindahkan jalur perlintasan kereta dari jalur dua ke jalur satu yang merupakan jalur buntu. Akibatnya, kereta api yang membawa pasukan Jepang berhenti tepat di tepi Kali Bekasi.

Saat kereta di geledah di temukan banyak senjata api, para pejuang marah walaupun awak kereta menghadang dan memperlihatkan surat perintah jalan dari Menteri Subardjo dan ditandatangani Bung Karno, rakyat Bekasi tetap menggelandang tawanan ke Kali Bekasi

Tak mau ambil risiko, selepas maghrib Zakaria melepaskan tembakan ke arah komandan Jepang tersebut, disusul kemudian oleh suara-suara tembakan lain, perang pun pecah. Pasukan Jepang berhamburan keluar dari tiga gerbong terdepan mencoba mengambil senjata yang disimpan di gerbong belakang. Posisi pasukan Jepang yang tanpa senjata membuat mereka kalang kabut, beberapa di antara mereka bahkan sempat melarikan diri ke arah Teluk Pucung. Namun, dalam sekejap 90 orang tentara Jepang berhasil ditumpas, Kali bekasi yang jernih memerah darah. Kejadian ini, membuat pihak Jepang marah besar karena dianggap menyalahi perjanjian damai antara pihak Indonesia dan Jepang. Soekanto dan Laksaman Meida, pihak Indonesia menyampaikan permohonan maaf kepada Jepang.

Monumen Kali Bekasi ini berdasarkan informasi yang kami terima di bangun atas kerjasama Pemerintah Jepang dan Pemda Kota Bekasi untuk mengenang para prajurit Jepang yang gugur di lintasan kereta api dekat Kali Bekasi sebagai simbol perdamaian dan cinta kasih. Setiap tahunnya di Tugu Kali bekasi selalu di adakan upacara tabur bunga oleh warna negara Jepang yang kini tinggal di Bekasi dan sekitarnya..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun