Mohon tunggu...
Deniansyah
Deniansyah Mohon Tunggu... PELAJAR -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

I'm Sorry For All

24 November 2016   17:17 Diperbarui: 24 November 2016   17:24 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aku hanyalah insan dhaif nan penuh kekhilafan dan kenistaan. Insan nan cintanya hanyalah sebuah dosa dan  mengharap maaf dari insan yang tersakiti. Pada 19 november 2016 (22:36) sinar rembulan redup dan langitpun sepertinya hendak meneteskan air hujan bagaikan suasana hatiku yang terasa redup dan air mata yang terus menerus menetes sambil berbisik “maaf  jika caraku menyayangimu itu salah, tiada kata nan bisa aku ucapkan selain dari kata maaf “ tanpa hentinya dengan raungan nan lantang dan jari jemaripun tanpa hentinya menuliskan apa nan terlintas dihati dan pikiran yang kacau akan kekecewaan, kesalahan, kedhaifan, dan perasaan lain yang terus bercampur aduk bagaikan gado-gado yang pedas dan hangat.

Sebenarnya bukan maksudku membuat ia marah, sebenarnya hanya ingin melihat seberapa sayang nya ia dan tetap menyirami,merawat, dan meberikan sinar. namun tak disangka kalau akhirnya itu membuat ia berhenti bersinar dan ingin mencabutku nan tertanam di hatinya. “jika rasa sayang ini kamu anggap hanya permainan, maka kamu salah menilai diriku nan sayang dan cinta bahkan melebihi diriku nan tidak lebih hanyalah seorang nan hatinya sudah tidak ada lagi pada dirinya” bisikku dalam hati.

 Untaian kata-kata ini bagaikan mutiara nan berkilau dari muntahan kerang nan kotor dan menghipnotis hatimu nan rapuh. mungkin bagimu untaian kata-kata ini hanyalah kotoran diantara onggokan mutiara nan berkilau dan tidak di hiraukan apalagi untuk tertanam di hatimu. “Bagiku kamu adalah segala nya tapi mengapa rasaku ini hanya kamu anggap sebatas kata belaka semakin aku sayang sama kamu semakin kamu mau menjauh dari aku ,andaikan kamu tau apa yang aku pikirkan pasti kamu mengerti bagaimana rasa nya jadi seorang cewek” ujar hatiku menggerutu.

Hati pikiran  nan lemah ini  tiada satupun terlintas tuk berpaling  darimu, jiwa nan malangpun ikut lemah dan tiada bisa berkhianat dari hati dan pikirannya, insan nan lemah ini tiada maksud untuk terlambat hadir dalam hidupmu dan tertanam dalam hatimu, namun dengan penuh pengharap hadir dan tertanam di hatimu salamanya dan  tak pernah tercabut lagi walaupun banyaknya angin yang menerpa dan halang rintangan lainnya. Namun apa hal itu terjadi ? akupun tak tahu jika ia sendiri yang ingin mencabutnya dan pergi menjauh untuk selamanya.

Diam disaat ia bicara bahkan berpaling dari wajahmu bukanlah menginginkan ia pergi, namun diriku tak ingin melontarkan kata-kata nan hanya membuat ia kecewa, membuat ia  lebih marah dan melontarkan kata-kata yang lebih pedas nan tajam.

Bersama ia membuat aku merasa aman,nyaman,sejuk, dan kehangatan. namun entah  mengapa rasa itu begitu cepat berlalu dan  berevolusi. Disaat berevolusi inilah hatipun menggunjing lagi ”mungkin diriku memang bukan pilihan hatinya”, dan hati ini berharap  nantinya ia bahagia bersama siapapun.  walaupun ia tidak bersamaku mungkin rasa sayangku tak sebanding dengan rasa sakit yang aku berikan, hanya kata maaflah saat ini yang bisa kuucapkan .

Situasi dan Keadaan memaksa diriku menjadi kuat meski faktanya tak mampu akan menyembunyika rasa sedih ini, usaha agar rasa sayangku tak terbenam terlalu dalam tidak membuah hasil karena faktanya daya  manusia biasa yang tak akan pernah bisa lari dari fakta nan berkuasa.

Dikesunyian malam jari jemari insan nan lemahpun  mengadahkan kepadamu, kepala dan hati tertenduk malu, jengkrikpun bernyanyi mengiringi untaian curhatan kepadamu. “Ya tuhan aku lelah aku capek harus begini beri lah aku petunjukmu apa yang harus aku lakukan agar aku bisa membuat orang yang aku sayang mengerti dengan diriku, mengerti dengan keadaanku, tapi mengapa aku selalu dianggap salah dan salah. aku sayang tapi aku diacuhkan, aku cinta tapi aku dijauhkan. disaaat aku benar benar sayang mengapa selalu ada halangan, mengapa selalu ada yang ingin menghancurkan. demi ia apapun akan kulakukan tapi mengapa dalam sekejap ia mengubah itu semua menjadi air mata kesedihan tuhan,aku mohon kepadamu yang pemberi petunjuk nan penuh kasih dan sayanng” dengan air mata berlinang.

Mungkin baginya air mataku hanya lah sandiwara tapi satu hal yang harus ia ketaui, diri ini sebelumnya  nggak pernah menangis didepan kaum adam. “berniat saja aku nggak pernah apalagi menangis” gumamku.  Namun dengan sendirinya mata ini mengalirkan air yang berlinang, nggak tau kenapa dan bagaimana itu bisa terjadi ? mungkin karena rasa takut kehilangan dan berkeinginan ia selalu bersamaku disaat aku senang maupun susah, menyayangi dengan caranya namun tiada dengan keegoisanmu, mencintai jika ia memang cinta namun  jangan pernah cinta nan pura pura. Jika rasa kasih sayang dan cintanya bukanlah untukku tunjukan padaku apa yang harus dilakukan, apa yang harus aku katakan?. aku sayangkan ia, aku cintakan ia. namun  tak tau apakah rasaku sama dengan apa yang kamu rasakan. Ketakutan akan suatu kejadian bukan jaminan ia pergi menjauh karena akhirnyapun apa yang aku takutkan terjadi dan aku tidak pernah menginginkannya.

masapun tak terasa berlalu dan berputar pindah 20 november 2016 1:20 tidak sepatah katapun aku lontarkan selain maaf, maaf, maaf  dan maaf.

I’m sorry for all....)

“Maafkanku jika salah, tiada maksud lain dan  tak ingin ada perpisahan diantara kita,  Aku tak ingin jika kamu ingin pergi jauh dariku, apa arti cinta yang kita jalani kalau akhirnya membuat luka tapi jika kamu merasa senang maka lakukan lah apa yang menurutmu benar. aku tak akan pernah memaksa kamu untuk mencintai dan menyayangiku,Aku sadar akan kekurangan dan  bukan lah orang yang kamu ingikan. mungkin karena itu lah kamu menjauh dan pergi meninggalkan ku disini sendiri bagaikan kupu-kupu tanpa sayap bahkan tak mampu untuk berdiri lagi.

Maafkan aku...

Aku disni akan tetap sama dengan rasa sayang dan rasa cinta yang aku miliki tak akan pernah berubah meski kamu tak ingin bersama aku lagi , yatuhan mengapa harus aku yang merasakan nya. Aku hanya bisa berharap agar sinar rembulan akan bersinar lagi meski itu sulit menjadi kenyatan. Disaaat kamu mengembalikan semua nya disitulah aku mulai berfikir mungkin aku hanya lah sebatas pelarian bagimu, disitu aku merasa lemah tak berdaya bahkan berjalan pun aku merasa tak mampu lagi mengapa yatuhan aku harus mengalami hal yang seprti ini apa salahku apa dosa yang pernah aku perbuat sehingga aku harus menjauh dari orang yang aku sayang .

Malam ini tak terasa air mataku terus menetes saat mengingat semua kata-kata yang kamu ucapkan padaku di bawah pohon dan sinar rembulan yang redup dan penuh kilatan cahaya petir dengan suara menggeleduh dan disaat aku mengingat hari-hari yang pernah aku habiskan bersamamu bercerita, canda dan tawa.hati ini tidak bisa berbohong akan fakta aku merindukan itu semua meski  pada akhirnya aku hanya bermimpi saja.

 maaf kan aku......

Sekejap kamu membuatku terbang jauh keawan dengan rasa kasih sayang dan cintamu tapi kemudian terhempas seakan tak berdaya penuh dengan rasa kekecewaan. disaat aku sayang, disaat aku cinta, dan disaat aku ingin selalu bersamamu kamu malah mengacuhkanku hanya karena gangguan  orang yang tak dikenal dan  tak pernah menduga sebelumnya jika hal ini bisa terjadi.

Ketika suara jengkrik mulai menghilang dan langitpun mulai mengeluarkan fajar merah kembali jari jemari ini mengadahkan, kepala dan hati tertunduk malu sambil bibirpun melontarkan curhatan kepadamu.“ya tuhan tabahkan hatiku dan kuatkan lah imanku dalam menghadapi ini semua sabarkan aku yatuhan beri aku petunjukmu agar aku tau apa yang harus aku lakukan .yatuhan jika memang engkau ingin memisahkan aku dengan nya maka aku akan berusaha menerimanya dan aku akan berusaha ikhlas menerimanya meski aku tak mampu.

Yatuhan sekejam itukah aku sehingga membuat orang yang aku sayang pergi dariku , yatuhan jika memang dia ingin pergi aku tak akan menghentikannya kalau itu memang pilihanya aku akan berusaha menghindar darinya, satu pintaku ya tuhan tolong jangan berikan dia luka dan kekecewaan karena aku tak ingin melihatnya tersakiti” dengan berlinang air mata dan penuh harapan akan zat yang maha pengasih dan maha penyayang.

Kelopak matapun tak sanggup menahan linangan Air mata dan hanya tertutpnya matalah air mata ini berhenti dan sinar mentaripun menyambutku dengan ceria dan menghiburku sedikit senyuman dan menjalani sebagaimana hari biasanya.

penulis : HL

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun