Pahlawan Kacang Goreng
(A. Deni Saputra)
Sinar laser itu memporakporandakan gedung-gedung tinggi, Naruto belum tampak di tengah-tengah teriakan histeris warga. Monster berkepala dino terus menghantam bangunan. Polisi tak kuasa untuk memberhentikannya.
"Ke mana si Naruto? Kok belum muncul juga?" Gatot Kaca berusaha menghentikan serangan monster dengan tembakan panahnya.
Sizuka berlari terengah-engah menghampiri Gatot Kaca.
"Naruto kehabisan energi. Persediaan kacang goreng telah habis."
Monster tertawa ketika mendengar perkataan Sizuka. Ia seolah sudah memenangkan peperangan ini. Gedung-gedung sudah merata dengan tanah. Asap membumbung dari puing-puing bangunan itu. Sementara orang-orang terus berlarian mencari tempat persembunyian.
"Sizuka, di mana Naruto sekarang?" Seorang perempuan paruh baya dengan tas hitamnya dengan raut muka penuh kecemasan mengahampiri Sizuka.
"Dia ada di lapangan sekolah," jawab Sizuka.
"Baik, saya akan ke sana. Saya sudah membawa kacang gorengnya." Lanjut perempuan itu dengan menunjukkan tas hitam yang dibawanya.
"Biar saya saja, Bu. Ibu cari tempat aman lagi."
Sizuka berlari dengan kecepatan tinggi. Ia menuju lapangan sekolah. Naruto sedang duduk bermeditasi.
"Naruto, cepat makan kacang gorengnya! Monster itu sudah mengahancurkan kota ini."
Dalam hitungan detik, energi Naruto telah kembali. Ia melesat menuju tempat monster berada. Dengan tendangan super yang menjadi andalan Naruto, monster dino langsung rubuh. Naruto tidak memberi kesempatan kepada monster untuk bangkit. Semua orang berteriak memberi semangat kepada Naruto.
"Akhirnya ...," ucap Gatot Kaca.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI