Jam weker masih menyalakan alarmnya dengan nyaring agar Rino melanjutkan tugasnya agar besok pagi dapat dikumpulkan tepat waktu.
"Hoam, sudah pukul dua saja," kata Rino melihat jarum pendek di jam weker.
Rino beranjak dari kursinya untuk mengambil air wudhu. Sebelum melanjutkan mengerjakan tugasnya, ia melaksanakan shalat tahajud terlebih dahulu.
"Aku senang memiliki majikan seperti Rino," kata jam weker.
"Ia selalu mengingat kita, apalagi yang berkaitan dengan Tuhan," ucap jam tangan.
"Dengan tugas kita masing-masing, kita telah berjasa pada Rino." Jam dinding menimpali.
Jarum jam dinding sudah menunjukkan pukul empat, Rino menekan keyboard dengan muka puas telah menyelasikan tugas untuk hari ini. Rino memutar kembali jam weker agar bisa membangunkannya pukul lima.
"Cukuplah, istirahat sebentar. Bismillah," ucap Rino.
Rino merebahkan raganya di atas Kasur. Sementara jam weker, jam tangan, dan jam dinding sempat berdiskusi agar saling mengingatkan untuk membangunkan Rino.
"Bukannya kamu sudah di-setting untuk berbunyi?"
"Aku takut alarmku tak bisa membangunkan Rino," jawab weker.