Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Hobi: Membaca, Kewajiban atau Kesenangan?

9 Desember 2021   11:35 Diperbarui: 9 Desember 2021   11:43 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hobi: Membaca, Kewajiban atau Kesenangan?

Sebuah hobi merupakan kebiasaan yang membuat hati ini senang jika melakukannya. Kesenangan saya sendiri adalah melakukan tantangan. Akan tetapi dalam keseharian saya memiliki minat terhadap membaca. Bukan sekadar kebutuhan sebagai seorang guru, akan tetapi membaca sebagai kebutuhan dalam hidup. Dari dalam kemauan diri sendiri, minta membaca harus ditumbuhkan agar menjadi sebuah hobi yang menyenangkan. Era digital memudahkan saya untuk meningkatkan minat membaca.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993: 144), minat didefinisikan sebagai "kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan". Minat dalam hal ini sebagai wujud dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai apa yang dinginkannya. Pada dasarnya minat merupakan bentuk perhatian yang besar terhadap sesuatu yang berada di luar diri seseorang. Semakin kuat perhatian tersebut, semakin besar minat itu. Selain itu, minat merupakan kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar. Sementara Hilgard seperti yang dikutip oleh Slameto (2003: 157) memberi rumusan tentang minat sebagai  interest is persisting  tendency  to pay  attention  to enjoy some  activity or content (minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan  dan mengenang beberapa keinginan). Jadi, sebuah gairah atau keinginan dalam hati yang disertai dengan mengenang suatu keinginan dapat dikatakan sebuah minat. Minat terbentuk karena kapasitas mengenang sesuatu di luar diri yang lebih intens.

Minat berbeda dengan kesenangan. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan. Bila mereka melihat sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Hal ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun berkurang. Sebaliknya, kesenangan hanya merupakan  minat yang sementara.

Elisabet Hurlock  (1990: 144) mengatakan bahwa:

Selama kesenangan itu ada, mungkin intensitas  dan motivasi yang menyertainya sama tinggi dengan minat. Namun, kesenangan segera mulai berkurang karena kegiatan yang menimbulkan hanya memberi kepuasan sementara.

Pada semua umur minat memainkan peran dalam kehidupan  seseorang  dan mempunyai pengaruh besar  atas perilaku  dan sikap. Secara tak langsung rasa minat didasarkan pada  rasa senang. Hal ini senada dengan pendapat Edward B. Green (1982: 550) bahwa minat adalah rasa senang atau tidak senang terhadap suatu hal, seseorang dapat dikatakan berminat jika ia menyenangi hal tersebut. Namun, jika ia tidak senang, dikatakan ia tidak berminat.

Menurut Lester &Alice Crow (1987: 351) minat adalah sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Artinya minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan hasil turutsertanya kegiatan itu.   Sementara itu, W.S Wingkle (1984: 30) mengutarakan pendapatnya bahwa minat merupakan kecenderungan yang agak  menetap, merasa tertarik pada bidang atau satu hal tertentu, dan merasa senang berkecimpung pada bidang itu. Artinya, bila seseorang  menyukai  sesuatu dan ia melihat  berulang kali,  maka rasa suka hati berkecimpung dalam bidang yang disukainya itu secara terus-menerus.

Menurut Dewa Ketut Sukandi (1993: 186) bahwa pengertian minat adalah sebagai berikut.

Suatu kesukaan, kegemaran, kesenangan akan sesuatu hal  di dalam suatu inventori minat akan mengidentifikasikan  preferensi  kita tehadap  orang atau aktivitas lainnya. Minat adalah penting untuk  untuk pengambilan jurusan, jabatan tertentu, di dalam suatu  kegiatan di mana  kita mungkin akan  merasa lebih puas  dengan suatu pekerjaan  jika aktivitas kerja kita menarik hati.

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada  suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan  suatu hubungan antara  diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat  hubungan tersebut, maka semakin besar minat. Dengan demikian, kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus-menerus disertai dengan rasa senang. Jadi, minat berbeda dengan perhatian karena perhatian sifatnya sementara (tidak ada waktu yang lama) dan belum tentu  diikuti  dengan perasaaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan  perasaan senang dan memperoleh kepuasan.

Merujuk pada beberapa pengertian minat, maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kesukaan terhadap suatu objek yang disertai dengan  kepuasan dalam melakukannya sehingga seorang akan merasa nyaman ketika sedang melakukan kegiatan tersebut. Minat muncul dikarenakan kapasitas perhatian diri terhadap sesuatu yang berada di luar diri lebih intens sehingga mendapat dorongan dari dalam diri untuk memiliki atau melakukan sesuatu tersebut.

Sementara itu, membaca menurut Henry Guntur Tragian (2008: 7) memiliki pengertian sebagai suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Membaca dapat diartikan pula sebagai kegiatan mengambil dan memahami makna yang terkandung di dalam tulisan. Baik itu tulisan ilmiah maupun tulisan sastra. Membaca merupakan langkah awal untuk meningkatkan kembampuan berbahasa lainnya, yaitu menulis dan berbicara. Membaca dapat mempengaruhi aspek berbahasa lainnya sehingga menjadi yang baik menjadi tolok ukur untuk mendapat keterampilan berbahasa lainnya seperti menulis.

Kegiatan membaca merupakan langkah awal untuk seseorang mendapat informasi dan memahami kehidupan yang ada dalam teks bacaan. Henry Guntur Tarigan (2008: 9) mengatakan bahwa kegiatan membaca memiliki tujuan utama yaitu untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Dengan membaca, seseorang akan mengarahkan pola pikir mereka sendiri untuk lebih maju dan menambah wawasan. Dalam dunia pendidikan, aktivitas membaca sangat diperlukan sebagi langkah untuk mencapai prestasi belajar, khususnya di bidang studi bahasa Indonesia.

Secara umum, kebiasaan membaca harus  diterapkan sejak dini dan dilakukan secara bertahap. Penanaman kebiasaan membaca baik pada diri sendiri ataupun orang lain dilakukan harus diimbangi dengan pemahaman. Artinya bahwa kemampuan membaca seseorang bertujuan untuk mengimbangi perkembangan zaman yang notabene memerlukan pemahaman informasi yang tersebar dalam berbagai media. Media membaca bisa berupa media cetak seperti buku, majalah, atau koran, dan media internet.

Spache & Spache (Petty & Jensen, 1980) mengemukakan bahwa membaca merupakan proses yang kompleks yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama merupakan tahap di mana individu melakukan pembedaan terhadap apa yang dilihatnya, selanjutnya individu berusaha untuk mengingat kembali, menganalisis, memutuskan, dan mengevaluasi hal yang dibacanya. Sebagai suatu proses yang kompleks, membaca memiliki nilai yang tinggi dalam perkembangan diri seseorang. Secara umum orang menilai bahwa membaca itu identik dengan belajar, dalam arti memperoleh informasi.

Pengertian membaca menurut Soedarso (2006:4) adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar yang terpisah-pisah, meliputi menggunakan pengertian, khayalan mengamati sampai mengingat-ingat. Artinya bahwa proses membaca memerlukan diri yang lebih konsentrasi untuk mendapatkan konsep dari hasil bacaan untuk disimpan dalam memori diri. Dalam hal ini membaca bukan berarti membutuhkan proses fisik (visual), tetap membutuhkan proses mental (pikiran). Dikatakan kegiatan fisik, karena bagian-bagian tubuh khususnya mata, yang melakukannya. Dikatakan kegiatan mental karena bagian-bagian pikiran khususnya persepsi dan ingatan, terlibat didalamnya. Dari definisi ini, kiranya dapat dilihat bahwa menemukan makna dari bacaan (tulisan) adalah tujuan utama membaca, dan bukan hanya mengenali huruf-huruf saja.

Dengan demikian, membaca adalah kegiatan fisik dan mental, yang menuntut seseorang untuk menginterpretasikan simbol-simbol tulisan dengan aktif dan kritis sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri agar pembaca dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi sebagai proses transmisi pemikiran untuk mengembangkan intelektualitas dan pembelajaran sepenjang hayat (life-long learning). Kegiatan membaca bukanlah hal yang mudah untuk dijalankan, bukan hanya sekadar visualisasi dan menanggapi simbol (teks bacaan). Akan tetapi, kegiatan membaca memerlukan proses perpaduan antara fisik dan mental mencapai tujuan dari kegiatan tersebut yaitu memahami teks bacaannya.

Dalam kaitannya dengan membaca, minat membaca didefinisikan sebagai tingkat kesenangan yang kuat (excitement) dalam melakukan kegiatan membaca yang dipilihnya karena kegiatan tersebut menyenangkan dan memberi nilai kepadanya. Secara operasional Lilawati (1988) mengartikan minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan pembaca untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Artinya bahwa minat membaca bukanlah kegiatan dengan dorongan terpaksa, namun harus sesuai dengan keingin dari dalam diri seseorang supaya hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan dari membaca itu sendiri adalah memperoleh informasi dan memahami teks bacaan yang dibaca.

Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca dan jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak. Sinambela (1993) mengartikan minat membaca adalah sikap positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas membacadan tertarik terhadap buku bacaan. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca, dan kesadaran akan manfaat membaca. Dengan kegiatan membaca, kita dapat memperoleh manfaat yang besar untuk memahami kehidupan dan meningkakan kemampuan lainnya. Minat membaca harus dapat diterapkan sejak dini supaya menjadi kebiasaan dan tanpa adanya paksaan.

Berdasar pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat membaca adalah kekuatan yang mendorong pembaca, untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri.

Saya sebagai seorang guru Bahasa Indonesia diharuskan untuk memiliki minat membaca yang kuat, bukan untuk sebagai contoh tetapi kebutuhan diri sendiri. Hobi membaca merupakan awal dari pengetahuan tentang dunia. Saya memahami karakter, wawasan, dan berbagai sumber dengan membaca. Untuk itu, mari kita tingkatkan minat membaca untuk kemajuan diri dengan pengetahuan yang meluas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun