Yuk, Berliterasi dengan SQ3R!
(ADS)
Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang berbahasa. Keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan dalam pengajaran berbahasa Indonesia adalah keterampilan reseftif (mendengarkan dan membaca) dan keterampilan produktif (menulis dan berbicara).Â
Pengajaran berbahasa diawali dengan pengajaran keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan produktif muncul pada tahapan selanjutnya. Peningkatan kedua keterampilan tersebut akan menyatu sebagai kegiatan berbahasa yang terpadu.
Salah satu keterampilan berbahasa yang perlu peningkatan khusus adalah membaca. Membaca mereupakan langkah awal untuk meningkatkan kembampuan berbahasa lainnya, yaitu menulis dan berbicara.Â
Membaca menurut Soedarso (2006:4) adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar yang terpisah-pisah, meliputi menggunakan pengertian, khayalan mengamati sampai mengingat-ingat.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, kemampuan siswa dalam membaca pemahaman tidak sesuai dengan harapan. Banyak siswa yang belum mampu menentukan pokok pikiran dan menyimpulkan isi teks bacaan dalam beberapa kalimat sehingga hasil belajarnya juga kurang baik. Pada hakikatnya, membaca itu memerlukan tujuan tertentu, yaitu memahai isi dari teks yang dibaca.
Untuk memperoleh pemahaman isi teks bacaan memerlukan strategi atau cara tertentu untuk membaca teks tersebut. Salah satu metode membaca dalam teori membaca adalah SQ3R, yaitu Survey  Question Read Recite Review. Metode membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson pada 1941. SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri atas lima langkah, yaitu Survey Question Read Recite (atau Recall) Review.
Langkah 1: Survey
Soedarso (2010: 60) mengatakan bahwa survey atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca dengan maksud untuk:
Mempercepat menangkap arti,