Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis Itu Bernama Sarah

6 Februari 2020   00:07 Diperbarui: 6 Februari 2020   00:07 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Matahari baru saja terbit dan tentu saja menandakan bahwa itu adalah pagi hari dimana orang-orang memulai segala aktivitasnya. Aku terpagu menanti sarah didepan rumahnya, yup di pagi itu aku menanti kekasihku sarah yang setiap pagi aku jemput didepan rumahnya.

Eits jangan bilang dulu saya adalah ojek ganteng atau mungkin supir taksi yang jadi pesuruh pacarnya yang siap antar jemput kemana saja, atau mungkin aku akan disebut bucin. Bukan, karena memang aku dan sarah satu kampus bahkan satu fakultas, jadilah setiap hari kami berangkat bareng.

Sarah dan aku jatuh cinta karena pertama bertemu pada kelas yang sama, dan aku menyatakan cintaku padanya beberapa hari setelah aku mengenalnya. 

Pada saat itu entah kenapa aku punya keberanian untuk menyatakan cintaku pada wanita, padahal sebelum-sebelumnya aku itu paling pengecut kalau berhadapan dengan yang Namanya wanita.

Tapi kenapa dengan sarah aku berani? Karena bagiku sarah adalah sosok yang paling bisa bikin aku tergila-gila sampai-sampai aku bisa menghilangkan sifat pengecutku pada wanita ketika aku berhadapan dengannnya. Senyumnya, ramahnya, sifat humorisnya tentu membuatku tergila-gila padanya.

Kecantikan khas oriental dan wajah bulatnya tentu membuatku langsung suka dan tergila-gila dengannya. Ketika itu yang ada dalam pikiranku, sarah adalah pujaan hatiku dan berharap suatu saat dia menjadi istriku kelak.

Untuk alasan itulah yang membuatku untuk selalu ingin dekat dengannya, aku tak pernah bisa menyebut dia adalah pacarku karena terkadang sarah tak pernah menganggap aku sebagai pacarnya. Menurutku sarah masih terobsesi dengan bayang-bayang mantannya, tapi bagiku untuk dekat dengan sarah saja sudah Bahagia bagiku.

Bucin, bisa dibilang aku memang bucin sama sarah, karena kedekatan aku dengan sarah memang sudah selayaknya orang pacaran dan kadang kami bahkan lebih dekat dari orang pacaran. Aku menyebut dia adalah pacar pertamaku meksipun terkadang dia tak pernah menyebut aku pacarnya.

Pagi itu, aku dan sarah tiba pagi sekali di kampus, dan tentu saja kampus masih sangat sepi sekali. Seperti biasanya aku dan sarah ke kantin dan menikmati roti dan gorengan sebagai menu sarapan pada pagi hari pada umumnya, ketika itu baru 3 bulan kami katakanlah jadian sebagai sepasang kekasih, meskipun terkadang sarah tak pernah menganggap aku kekasih.

Pagi itu seperti biasanya ketiga teman sarah datang menghampiri kami, memang aku juga mengenal dekat teman-teman sarah, karena kebetulan mereka adalah teman-teman kampusku dan satu fakultas serta satu Angkatan juga.

Aku memang sangat cinta dan sayang sama sarah, sampai-sampai aku pun rela untuk melakukan apapun untuknya, karena selain dia cantik, sarah juga pintar dan kadang kalau dia tengah manja aura cantik dan imutnya menggelora dan membuat aku semakin mencintainya.

Kisah cintaku dengan sarah memang tak selamanya manis karena terkadang cintaku pada sarah bertepuk sebelah tangan, aku sadar sarah kadang masih terbayang dengan mantan kekasihnya yang juga merupakan cinta pertamanya.

Mungkin itulah yang menyebabkan sarah tak mau mengakui diriku sebagai kekasihnya bahkan terkadang memajang fotoku saja di medsos, sarah seakan enggan melakukannya. Sarah sepertinya masih mengharapkan mantan kekasihnya untuk kembali, karena jika ia memajang foto kekasihnya di medsos mungkin mantannya takkan berpeluang kembali kepadanya.

Tapi apapun perilaku sarah terhadap perasaanku, aku selalu memaafkan dia karena besarnya rasa cintaku padanya, dan berharap takkan jauh darinya. Ketika berada di dekatnya aku merasa damai dan tak ingin ia pergi jauh dariku.

Sarah adalah wanita yang paling aku cintai pada saat itu, apalagi itu pertama kalinya aku menjalin hubungan yang sangat dekat dengan seorang wanita. Sarah adalah wanita pertama yang aku anggap sebagai kekasihku.

Memang benar kata Raditya Dika pada film single (2015), kalau ketika kita jatuh cinta, IQ kita akan turun beberapa tingkat. Dan kata-kata  raditya dika tersebut cukup terbukti pada cerita cinta aku dan sarah.

Pernah suatu ketika aku mengantar sarah untuk bertemu mantan kekasihnya, yup itu memang terlihat sangat bodoh bagi orang normal dan aku memang melakkukan hal itu, aku bahkan duduk dan menyaksikan sarah bercengkrama dengan mantannya didepan mataku sendiri.

Sarah memang terkadang tak pernah memikirkan perasaanku, tapi anehnya hati ku selalu memaafkannya. Bucin tingkat dewa dan bego tingkat dewa hal itu memang pantas disematkan pada diriku yang telah rela menurunkan IQ hingga beberapa tingkat. Cinta telah membutakan aku dan lupa kalau aku juga punya perasaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun