Pertanda menguatnya kekuatan kubu oposisi mulai terlihat dari menanjaknya perolehan suara calon-calon Gubernur usungan Gerindra pada pilkada serentak 2018, terutama yang menarik Perhatian Publik adalah perolehan Suara Sudrajat Syaikhu di jawa barat dan sudirman-Ida di jawa tengah.
Memang calon usungan Gerindra kalah di kedua daerah potensial Pulau jawa tersebut, tetapi yang menjadi perhatian adalah melonjaknya perolehan suara kedua calon usungan Prabowo dan Gerindra tersebut.
Sudrajat misalnya, yang awalnya menjadi salah satu calon dengan urutan terbawah versi berbagai lembaga survey menjelang pilkada jabar 2018, ternyata mampu membalikkan prediksi lembaga survey yang menempatkannya pada posisi ketiga seteah RK-UU dan Duo dedi, dengan raihan elektabilitas 6-10 persen.
Secara logika, sudrajat sangat sulit untuk menang, karena memang popularitas beliau yang jauh lebih rendah dibandingkan duo Dedi dan RK-UU yang sudah lebih dahulu dikenal oleh kalangan masyarakat Jabar.
Tetapi, secara mendadak sudrajat mampu menembus posisi kedua versi real count KPUD Jabar dengan perolehan suara 30 persen.
Seolah memberikan kejutan yang sama di jawa barat, Sudirman-Ida yang merupakan jagoan Prabowo di jawa tengah, ternyata membuat eksistensi Prabowo dan Gerindra mulai menguat di provinsi yang sering disebut media massa sebagai "Kandang Banteng" tersebut.
Jawa tengah selama ini memang dikenal sebagai basis pendukung pemerintahan Jokowi-JK, sehingga eksistensi Gerindra dan Prabowo sangat redup disini.
Sebagai contoh, Pada pilpres 2014 lalu Prabowo hanya mampu meraup suara 25 persen di jawa tengah, berbanding jomplang dengan perolehan suara Jokowi-Jk yang mencapai 75 persen.
Tetapi pada Pilkada jateng 2018 lalu Sudirman-Ida mampu mencatat perolehan suara 40-41 persen, angka yang cukup mengejutkan banyak pihak, sehingga tak berlebihan jika saya menyebut, ada kemungkinan penguatan eksistensi Prabowo dan Gerindra di jawa tengah.
Anies baswedan sebagai capres Gerindra??
Hasil Pilkada serentak 2018 memamg sedikit banyak memberikan angin segar bagi kubu oposisi, sehingga menjelang pendaftaran akhir capres 4-10 agustus mendatang, dari pihak kubu penantang Jokowi mulai menggodok-godok nama Capres maupun Cawapres.