Keputusan "gantung" Prabowo yang masih terasa belum final pada deklarasi Prabowo capres Gerindra 11 april 2018 lalu, tentu seakan membuat asumsi kejadian mengejutkan Pilkada DKI Jakarta 2017 akan berulang.
Meskipun medan politik sangat jauh berbeda, tetapi Gerindra sepertinya tak mau lepas dari momentum dalam menentukan keputusannya, karena momentum pengumunan calon bisa menjadi daya kejut elektabilitas siapun calon alternatif yang muncul nantinya.
Untuk saat ini ada dua nama Calon alternatif yang akan bisa menjadi daya kejut jika pada akhirnya Gerindra mengubah strategi  mengusung Prabowo dan mendorong calon lain untuk mengalahkan Jokowi sebagai pertahana yang kini dinilai masih cukup kuat.
Nama Gatot Nurmantyo dan Anies Baswedan yang menguat dalam internal Gerindra bisa saja menjadi amunisi kejut Gerindra kedepannya. Tetapi yang bisa menjadi daya kejut cukup besar menurut saya adalah Gatot Nurmantyo.
Karena meskipun elektabilitas Gatot jauh dibandingkan Jokowi dan Prabowo, Gatot bisa saja serupa Anies pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, dimana sosok alternatif diluar partai malah memiliki daya kejut cukup besar pada elektabilitasnya kedepannya.
Pilkada DKI Jakarta yang awalnya "test the water" elektabilitas Sandiaga Uno, ternyata tidak membuahkan hasil yang cukup memuaskan, meskipun nama Yusril sempat menguat akan diusung Gerindra menjadi Cagub DKI Jakarta selain Sandiaga. Ternyata tidak juga dapat menjadi lawan tangguh untuk Ahok, munculnya nama Anies dan tentu saja merontokkan semua prediksi pengamat.
Mungkinkah dorongan kader Gerindra tentang Prabowo capres, hanyalah permainan strategi Gerindra atau "test drive" elektabilitas Prabowo, sama dengan Pilkada DKI Jakarta? Rasanya ini masih mungkin terjadi, apalagi petinggi PKS Hidayat Nur Wahid berkomentar jika masih terbuka peluang Gerindra mengusung Capres lain selain Prabowo. Menilik dengan ucapan Hidayat tersebut bisa jadi nama Gatot Nurmantyo sedang dipertimbangkan Prabowo.
Dalam strategi militer tentu akan diberikan kemampuan untuk mendeteksi strategi dengan menggunakan minimal dua rencana. Yaitu plan A atau plan B. Plan A adalah langkah awal, jika langkah awal gagal maka plan B sebagai alternatif akan digunakan sebagai daya kejut kedua.
Mungkinkah strategi ala militer tersebut yang akan digunakan Prabowo kedepannya? apapun itu misteri capres Gerindra dan siapa Cawapres Prabowo kini menjadi isu terhangat. Dan mungkin semua mata kini menuju Prabowo, karena keputusan politik calon penantang Jokowi ada ditangan mantan Komandan Jenderal Kopassus tersebut.
Mungkinkah kebersamaan antara Suryo prabowo, Prabowo Subianto dan Gatot Nurmantyo tersebut kode politik Prabowo untuk Pilpres 2019? Ataukah Prabowo tengah mempertimbangkan Gatot Nurmantyo mendampingi dirinya, sebagaimana isu-isu yang berkembang tentang duet kedua tokoh militer tersebut yang telah berhembus lebih dari 1 tahun belakangan ini?