Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Diprediksi Ikut Pilpres 2019, AHY Sebaiknya Matangkan Diri untuk Pilpres 2024

11 Maret 2018   02:51 Diperbarui: 11 Maret 2018   09:49 2953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah Demokrat bisa kembali jaya dengan tak lagi bergantung dengan figur SBY dan berganti posisi dengan titik sentral figur AHY. Maka jelas sudah AHY telah sangat matang dan memiliki brand politik sendiri tanpa brand SBY yang merupakan ayah kandungnya.

Sehingga kematangan berpolitik AHY pun meningkat dan brand politik AHY pun semakin menguat untuk dijual pada Pilpres 2024. Apalagi pada Pilpres 2024 usia AHY sudah cukup matang, yaitu dengan usia 46 tahun.

Sehingga brand AHY capres 2024 akan sangat kuat dengan kematangan yang cukup kuat dari AHY, sekaligus AHY dapat memperbaiki citra Demokrat dengan sosoknya yang dinilai masih bersih.

Meskipun memang tetap tak menutup peluang langkah AHY bersama Demokrat membentuk poros ketiga bersama PKB dan PAN. Maupun bergabung kepada poros Jokowi dengan menjadi cawapres, adalah langkah strategis AHY untuk masuk dalam politik nasional masih terbuka lebar karena elektabilitasnya cukup mumpuni sebagai alternatif.

Tetapi ada yang perlu digarisbawahi, karena jika AHY masuk kedalam poros Jokowi dan menawarkan diri menjadi cawapres Jokowi. AHY harus bersaing dengan partai-partai pendukung Jokowi lainnya, seperti PDIP, Golkar, PPP, Nasdem, dan Hanura.

Apalagi banyak prediksi siapapun yang menjadi cawapres Jokowi terutama berasal dari usia muda, maka tak menutup peluang akan menjadi kandidat kuat capres pada Pilpres 2024. Hal tersebut tentu tidak diinginkan oleh PDIP dan Megawati yang ingin membentuk kriteria pemimpin setelah Jokowi. Ditambah lagi renggangnya hubungan SBY-Megawati sejak 2004 silam.

Lalu bagaimana dengan poros ketiga? Poros ketiga memang masih mungkin terbentuk jika Demokrat-PKB dan PAN benar-benar solid dan niat membentuk kubu ini. Tetapi ada PR besar bagi poros ini jika terbentuk, dimana posisi capres maupun cawapres akan menjadi tarik ulur antar partai dan ketua umumnya,

Anggaplah poros ketiga benar terbentuk dan AHY capresnya, karena Demokrat figur sentral dalam poros tersebut. Maka koalisi ini akan serupa dengan koalisi Agus-Silvy pada pilkada Jakarta 2017 lalu. Dan tentu saja PKB akan menawarkan Cak Imin sebagai cawapres, dan begitu juga PAN yang getol mempromosikan Zulkifli Hasan sebagai capres/cawapres alternatif.

Meskipun ada celah lahirnya capres alternatif selain Jokowi-Prabowo, tetapi ada PR  besar di mana brand politik figur yang harus dibangun harus mampu menyaingi tingginya popularitas Jokowi-Prabowo selama ini.

AHY memang berpeluang memasuki gelanggang pilpres 2019, karena bersama partai Demokrat dan sosoknya yang muda, fresh dan masih bersih, adalah modal yang cukup kuat. Akan tetapi alangkah jauh lebih baik AHY untuk memantapkan diri pada pilpres 2024 kelak, karena dengan membuat brand dirinya semakin kuat sebagai figur sentral Demokrat. Bukan tidak mungkin AHY kelak akan menjadi SBY selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun