Ketika ramai-ramainya kampanye Pilkada Jakarta 2017 lalu, ahok juga pernah berseteru dengan parpol yang akan mendukungnya perihal masalah mahar politik.
Bahkan hingga ahok mengancam akan maju melalui jaur independen tanpa parpol, tetapi pada akhirnya ahok maju dari jalur parpol juga. Satu hal yang selalu menyebabkan masalah mahar politik ini menjadi polemik, yaitu makna antara mahar politik dan biaya berpolitik itu beririsan.
Sesungguhnya harus ada makna lain yang mengartikan perbedaan kedua makna tersebut, akan tetapi kembali lagi dalam proses demokrasi sudah pasti ada biaya berpoitik, dimana dalam hal kampanye sudah pasti membutuhkan logistik dan pendanaan yang kuat dan besar.
Pernyataan ridwan kamil dan sandiaga tersebut seakan menekankan bahwa selama ini tidak ada mahar politik dalam tubuh Gerindra, dan pernyataan sandiaga bahwa "bukan mahar politik melainkan biaya berpolitik".
Apapun itu, tentu demokrasi adalah sebuah proses panjang dan mahal, di negara manapun itu. Bahkan di negara-negara barat yang demokrasinya sudah matang saja polemik biaya berpolitik terkadang ada.
Begitupun Negara kita yang telah sepakat bahwa demokrasi adalah jalan kita kini, dan tentu saja sudah pasti bahwa setiap partai sudah pasti membutuhkan biaya berpolitik dalam hal kampanye calon yang diusung. Dan tentu saja pendanaan dan logistik adalah hal yang lumrah dalam setiap proses pemenangan suatu calon.
Secara sederhana seperti yang telah saya sebut diatas, apakah mobil bisa berjalan tanpa bensin?
Referensi berita :Â