PC atau Konsol, keduanya bagaikan dua sisi mata pisau dalam perkembangan dunia gim, karena perkembangan dunianya tak terlepas dari perkembangan PC. PC atau lebih disebut Personal Computer selalu menjadi bidan dari lahirnya gim-gim yang ada pada gim konsol. Karena memang PC adalah titik awal dari lahirnya dunia game. Para developer game sudah pasti menggunakan PC dalam menciptakan atau mengembangkan permainan gim.
Memang suatu hal yang anomali jika kita membandingkan antara PC dan gim konsol, karena kedua perangkat multimedia ini memiliki segmentasi yang berbeda dalam pemasarannya. Apalagi pertentangan antara gamers konsol dan Gamers PC semakin tajam hingga saat ini. Gim konsol yang selalu identik dengan perangkat milik anak-anak bagi kalangan gamers PC, membuat perseteruan antara keduanya makin panas.
Jika balik ke masa lalu, perseteruan antara gamers PC dan Konsol dimulai ketika era kemunculan konsol generasi ke-6, yaitu PS2, X-BOX, dan Nintendo Gamecube. Kemunculan ketiga home console yang disebut sebagai "next generation console" tersebut, seakan membuat gim konsol bisa bersaing kualitasnya dengan PC.
PC yang sejak dahulu digadang-gadang sebagai perangkat multimedia yang mumpuni dan tidak terbatas dalam kualitas grafis, seakan tersaingi dengan keberadaan console generasi ke-6 yang dikala itu menandingi kualitas grafis game-game PC terbaru dengan spesifikasi mumpuni.
Awal tahun 2000-an adalah loncatan kemampuan multimedia gim konsol. Perlahan tapi pasti, ternyata gim konsol bisa menyamai kemampuan PC dalam hal multimedia. Â Saat itu perangkat PS2, XBOX, dan Gamecube memiliki perangkat Online yang bisa terhubung dengan gamer lainnya diseluruh dunia seperti layaknya perangkat PC.
Sehingga saya sebut persaingan antara PC dan konsol game dimulai di era kemunculan konsol generasi ke-6. Walau konsep multimedia konsol ala PC sebenarnya sudah ada semenjak kemunculan konsol generasi ke-6 paling awal, tahun 1999 bernama Dreamcast. Namun Dreamcast mati lebih awal, membuat Dreamcast kurang membekas di mata para gamers. Ketika awal era tahun 2000-an saya ingat sengitnya perang konsol yang terjadi antara PS2-Xbox-Gamecube, bahkan sampai-sampai majalah Hotgame pada tahun 2003 silam pernah membahas tentang perang game antara ketiga konsol game generasi ke-6 tersebut.
Kemunculan konsol game generasi ke-6 seolah membuat home console berevolusi menjadi perangkat multimedia sekelas PC. Apalagi semenjak kemunculan konsel generasi ke-7 yaitu PS3 dan XBOX 360, gim konsol seakan mengarah menjadi multimedia sekelas PC. Hal ini terlihat dari fitur di PS3 yang menggunakan Kartu grafis Nvidia G-Force dan XBOX 360 dengan kartu grafis Ati Radeon. Dan semakin tajamnya persaingan keduanya makin meruncing tatkala PS4 dan Xbox one lahir.
Perseteruan antara PC Gamers dan Console Gamers
Rasanya sulit mengatakan siapa yang menang jika kita adu kekuatan kedua perangkat tersebut. Keduanya memilik segmentasi loyalis yang berbeda. Jika ditilik dari grafis memang PC rajanya, karena memang kemampuan PC tak terbatas, tetapi kembali lagi jika Anda Gamers PC, maka Anda harus berkantung tebal untuk meng-upgrade PC Anda untuk memainkan game terbaru.
Tak heran Gamers PC adalah kalangan yang berkantong tebal, karena PC adalah perangkat yang mahal. Sebagai contoh, untuk memiliki PC kualitas paling update untuk memainkan gim kualitas High Defenition (HD) saat ini, Anda harus merogoh kocek minimal 6 juta hingga 10 jutaan keatas.
Sedangkan untuk laptop gaming sekelas Asus Republic Of Games (ROG), Anda harus merogoh kocek minimal sebesar 16 jutaan, untuk memiliki laptop gaming spek dewa yang mampu menjalankan game-game berat terbaru saat ini.